Categories Denpasar Pendidikan

Pengabdian Institusi LPPM Unud, Tanam Bibit Mangrove Kembalikan Peran Bakau Jaga Ekosistem Pesisir

Denpasar (Penabali.com) – Sebagai rangkaian kegiatan ketiga LPPM IPACOE (LPPM International Partnership Program and Community Engagement), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana (LPPM Unud), berkolaborasi dengan University of Hawaii, Louisiana State University, New Mexico Tech University, AIT, Federal Emergency Management Agency, Pacific Disaster Center, Center for Excellence DMHA, USAID, Mercy Corps International, melaksanakan kegiatan Mangrove Conservation and Restoration for Coastal Protection and Biodiversity, Rabu (25/5/2022), di Benoa, Denpasar.

Menurut Sekertaris LPPM Universitas Udayana, NMAE Dewi Wirastuti, Ph.D., penanaman pohon mangrove sangat penting. Menanam lebih banyak pohon bakau akan melindungi bumi, laut dan daerah pesisir pantai. Pohon mangrove mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengurang abrasi pantai, dapat melindungi dan melestarikan ekosistem pesisir pantai dalam melawan banjir, angin kencang dan juga gelombang tsunami.

“Sehingga dikemudian hari, kita akan mempunyai lingkungan konservasi mangrove dan juga memperkaya keanekaragaman hayati yang ada di sekitar hutan mangrove,” ujarnya.

NMAE Dewi Wirastuti berharap bibit mangrove yang ditanam dapat membantu untuk menjaga bumi dari kerusakan dan menjadikan bumi sebagai tempat hidup yang nyaman.

Para peserta mengaku terkesan, karena sebagian besar peserta baru pertama kali memiliki kesempatan dalam hal menanam mangrove sehingga ini menjadi pengalaman yang unik. Peserta merasa terkesan karena karena harus masuk ke dalam lumpur untuk dapat menanam mangrove.

Tidak berhenti sampai disana, setelah akar bibit ditanam didalam lumpur, batangnya kemudian diikatkan pada tonggak yang terbuat dari bambu, di mana tonggak ini berfungsi untuk memperkuat mangrove dari hantaman ombak dan arus pasang surut air.

Para peserta merasa sangat puas karena dapat membantu mengurangi kerusakan lingkungan, terutama yang ada di lingkungan pesisir pantai. Para peserta juga merasa bangga karena telah memiliki pengalaman untuk ikut merestorasi dan mengembalikan peran lingkungan yang telah rusak. (rls)

Sumber: http://www.unud.ac.id