Gubernur Bali Wayan Koster melepas konvoi kendaraan sepeda motor, e-skuter, sepeda gayung, dan mobil yang kesemuanya menggunakan tenaga listrik batre. Konvoi dilepas di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jaya Sabha, Denpasar, Minggu (27/10/2019).
“Ini sejalan dengan visi Pak Gubernur Nangun Sat Kerthi Loka Bali dimana Bapak telah menjadikan Bali bersih energi. Pak Gubernur sudah sukses menjadikan alam Bali bersih dari timbulan sampah plastik, tentunya kami berharap alam Bali semakin bersih lagi karena tak ada lagi polusi udara maupun polusi suara dari kendaraan listrik ini,” ujar General Manajer PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali Nyoman Suwarjoni Astawa dihadapan Gubernur Bali Wayan Koster.
Konvoi kendaraan motor listrik ini juga serangkaian Hari Listrik Nasional ke-74 tahun 2019. Melalui konvoi kendaraan listrik Tesla, Gesit, Viar, Selis dan Grab Indonesia dari Gedung Jaya Sabha dan berakhir di Monumen Bajra Sandhi Renon, Denpasar ini, PLN ingin meyakinkan masyarakat bahwa kendaraan listrik sangat aman dan ramah lingkungan untuk digunakan sehari-hari.
Suwarjoni Astawa juga mengatakan, PLN saat ini akan terus mengembangkan infrastruktur untuk mendukung penggunaan kendaraan listrik ini, dengan membangun Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) bagi pengguna untuk men-charge kendaraan listriknya.
“Saat ini SPLU sudah ada di 109 titik di Bali. Titik-titik tersebut hanya sebagai showcase bahwa dari sisi penyediaan infrastruktur untuk mendukung kendaraan listrik ini PLN sudah siap. Nantinya searah dengan perkembangan kendaraan listrik PLN akan terus menambah SPLU,” jelas pejabat dari Seririt, Buleleng ini.
Suwajoni mengungkapkan, di internal PLN di Bali secara bertahap mengganti sepeda motor operasional dengan kendaraan listrik. Harapannya akan memberi gambaran kepada masyarakat dengan semakin banyaknya kendaraan listrik di jalan raya maka Suwarjoni berharap, masyarakat semakin percaya diri bahwa disisi kenyamanan kendaraan listrik lebih bagus dari kendaraan konvensional.
“Melalui konvoi ini akan meningkatkan keyakinan masyarakat bahwa kendaraan listrik sudah jamak dipakai dan relatif tidak ada masalah. Kita harapkan Bali menjadi ikon provinsi yang sangat akselerator menggunakan kendaraan listrik,” ucap Suwarjoni.
Visi pembangunan Gubernur Bali Wayan Koster, yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang mengandung makna menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, sejalan dengan penggunaan kendaraan listrik ini. Gubernur Koster sebelum mengibaskan bendera tanda melepas peserta konvoi menyatakan, dibawah kepemimpinannya, Bali akan menerapkan kebijakan energi bersih dan ramah lingkungan. Dalam kaitan penerapannya itu, Gubernur Koster menyebut sedang merancang regulasi Peraturan Gubernur Bali tentang energi bersih dan Pergub tentang penggunaan kendaraan listrik berbasis batre.
Dua Pergub tersebut, lanjut Gubernur Koster, sudah selesai digodok di daerah, dan saat ini sedang dibahas di Kemendagri. Untuk kebijakan penggunaan kendaraan listrik berbasis batre ini akan dilakukan secara bertahap pada wilayah tertentu seperti Kuta, Nusa Dua, Sanur, Ubud, dan zona-zona pariwisata lainnya. Untuk mendukung kendaraan listrik ini, Pemprov akan bekerjasama dengan produsen dan assemblingnya akan dibangun di Kabupaten Jembrana. Industrinya akan dikembangkan di Bali.
“Jadi Bali tidak hanya akan menjadi pengguna kendaraan listrik tapi akan berbisnis dan menyalurkannya ke daerah lain, jadi Bali tak hanya industri pariwisata juga ada industri otomotif,” kata Koster yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini.
Ditambahkan, Gubernur Koster mengajak masyarakat Bali khususnya generasi milenial bersama-sama mendukung kebijakan Pemprov Bali supaya alam Bali bersih sehingga masyarakat akan menghirup udara bersih, mensuplai makanan bersih dan menjadikan hidup bersih dan sehat. (red)