Categories Bali Inovasi Kesehatan

Peran Jumantik Mampu Turunkan Kasus DB 67,5% di Kota Denpasar

“Desa Dauh Puri Klod Giatkan Pembinaan Jumantik Mandiri”

 

Pemerintah Kota Denpasar menilai penurunan kasus demam berdarah dangue (DBD) di daerahnya terjadi berkat adanya kepedulian masyarakat pada lingkungan serta peran juru pemantau jentik atau jumantik.

“Kami sangat mengapresiasi kerja keras para jumantik sehingga jumlah kasus DBD di Kecamatan Denbar menurun signifikan. Bahkan peran jumantik ini telah membentuk jumantik mandiri di seperti di Desa Dauh Puri Klod,” ujar Camat Denpasar Barat AAN Made Wijaya, saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (14/12).

Wijaya mengatakan adanya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan serta peran jumantik yang aktif memantau lingkungan turut berkontribusi terhadap penurunan kasus demam berdarah di Denpasar setiap tahunnya. Untuk itu, Ia berharap agar masyarakat senantiasa menjaga kebersihan. Petugas jumantik juga diminta supaya terus meningkatkan pemantauan lingkungan, serta mendata kawasan rawan demam berdarah di perkotaan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr. Luh Putu Sri Armini menerangkan jumlah kasus DB yang terjadi pada tahun 2017 menurun sebesar 67,5% dibandingkan tahun 2016. Menurutnya, pencapaian tersebut merupakan hasil dari kerja keras para jumantik yang mampu membina masyarakat untuk menjadi jumantik mandiri.

Saat ini ada 474 orang jumantik di Kota Denpasar. Dari jumlah tersebut telah mampu membentuk 143.745 kepala keluarga (KK) jumantik mandiri yang telah dilatih. Dengan keberadaan jumantik mandiri tersebut masyarakat semakin mengetahui dan sadar bahaya kasus DBD di Kota Denpasar.

Di samping membentuk kader jumantik mandiri di masing-masing desa dan kelurahan, Sri Armini mengatakan pihaknya telah membentuk jumantik mandiri di beberapa sekolah dasar. Menurutnya, terhitung mulai tahun 2018 telah terbentuk 4.140 kader jumantik mandiri dari 34 sekolah dasar di Kota Denpasar.

Meski penurunan kasus DBD terus terjadi, Pemerintah Kota Denpasar menurut Sri Arimi tetap akan melaksanakan penyemprotan massal (fogging massal). Pasalnya, dikhawatirkan akan terjadi banyaknya genangan air pada musim penghujan di bulan November dan Desember yang akan datang. Kontainer, selokan, tempat-tempat plastik atau pun kaleng bekas, kulit buah-buahan, lubang batu dan lainnya, dinilai dapat menjadi tempat pengumpul genangan air.

“Hal itu tentunya menjadi tempat yang sangat potensial bagi nyamuk aedes aegypti untuk bersarang dan berkembang biak yang berakibat pada meningkatnya penularan penyakit DBD, sehingga sering kali menimbulkan kejadian luar biasa (KLB),” ujarnya.

Ia menghimbau agar masyarakat mewaspadai dan mengantisipasi serangan penyakit DBD. Masyarakat diminta untuk menjaga kebersihan lingkungan di dalam maupun di luar rumah. Salah satu bentuk kegiatan yang paling efektif dan efisien untuk tujuan tersebut adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

“Kami selalu mensosialisasikan kepada masyarakat untuk terus menjaga kebersihan terutama melaksanakan PSN Plus,” ucapnya.

Plt. Perbekel Dauh Puri Klod Luh Sukarmi, menambahkan pembentukan jumantik mandiri untuk menanamkan rasa tanggunjawab terhadap lingkungan di sekitarnya.

“Kami harapkan kepedulian itu tumbuh dari lingkungan rumah tangga sendiri. Dengan jumantik mandiri diharapkan masyarkat turut peduli terhadap kebersihan lingkungan,” harapnya. (red)