Salah satu ancaman ketahanan nasional adalah bahaya narkoba. Seperti diketahui, Presiden RI Joko Widodo juga telah menyatakan perang melawan narkoba. Untuk itu semua komponen dan elemen masyarakat wajib untuk bersama-sama memerangi narkoba termasuk mencegah generasi muda agar tidak ikut terjerumus ke tindakan penyalahgunaan narkotika ini.
Ketua Badan Kerjasama Sosial Usaha Pembinaan Warga Tama (BERSAMA) Provinsi Bali, Dr. I Gede Wardhana, SE., M.Si., mengatakan perang melawan narkoba di era sekarang ini sangat berat. Karena itu, ke depan BERSAMA ini nantinya akan membentuk laskar gerakan perang melawan narkoba dimana para mitra laskar ini nantinya akan melakukan pembinaan secara intensif dan punya komitmen untuk menandatangani perjanjian tidak akan terlibat narkoba seumur hidup.
“Itulah gerakan sejuta laskar gerakan perang melawan narkoba yang akan kami bentuk di Bali, bersinergi dengan pihak terkait seperti BNN, kepolisian, dan tentu Pemerintah Provinsi Bali”, kata Wardhana, saat dihubungi di Denpasar, Selasa (19/2) sore. Ia juga menambahkan, untuk mendukung gerakan ini, pihaknya telah bertemu Gubernur Bali Wayan Koster di Kantor Gubernur Bali, Selasa (19/2) pagi. Wardhana mengatakan, Gubernur Koster sangat mendukung langkah BERSAMA untuk ikut mencegah dan memberantas narkoba.
Secara terpisah, Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, akan melibatkan desa adat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan narkoba di Bali. Sebagai daerah pariwisata, Bali memang rentan terhadap peredaran narkoba. Gubernur Koster bahkan sudah memiliki program pemberantasan narkoba yang melibatkan kepolisian, BNN dan masyarakat. “Kami sudah menyiapkan sistem dan regulasi, termasuk melibatkan desa adat sebagai pilar pembangunan Bali,” ujar Ketua PDI Perjuangan Provinsi Bali ini.
Menurutnya, desa adat memiliki perarem sebagai instrumen untuk membantu menghambat narkoba masuk ke desa. Gubernur Koster juga memberi apresiasi langkah BERSAMA membentuk ‘agen’ di masyarakat untuk mencegah peredaran narkoba.

Sementara Ketua Umum BERSAMA Mayjen TNI Purn. IG Putrra Astaman mengatakan, organisasi BERSAMA yang didirikan sejak 40 tahun yang lalu memang sudah berkomitmen dan bermitra dengan pemerintah dalam mencegah dan memberantas peredaran narkoba. Putra Astaman mengaku situasi saat ini lebih berat ketimbang dulu ketika Ia menjabat sebagai ketua umum BERSAMA 22 tahun silam.
“Situasi beda dengan 22 tahun yang lalu. Sekarang ini benar-benar perang,” katanya. Karena itu, BERSAMA sudah membentuk organisasi di tingkat daerah termasuk di Bali. Program utama BERSAMA adalah membentuk laskar pencegah narkoba.
“Kita perlu benteng. Laskar ini adalah orang-orang yang sudah dilatih, berkomitmen dan tersebar di desa, sekolah dan kampus,“ ujarnya. (red)