Gubernur Bali Wayan Koster meluncurkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 19 Tahun 2019 tentang Bulan Bung Karno di acara peringatan Hari Wafat Bung Karno ke-49, Jumat (21/6) malam, di Natya Mandala, ISI Denpasar. Pergub ini merupakan peraturan pemerintah pertama di Indonesia yang memberi landasan hukum pada penyelenggaraan Bulan Bung Karno.
“Semoga melalui Pergub ini, Bali menjadi contoh bagi daerah-daerah lainnya di Indonesia dalam mengamalkan nilai-nilai Ideologi Pancasila serta dalam menghormati dan mengenang Bapak Bangsa yang berjasa menggali nilai-nilai itu, yaitu Bung Karno,” ujar Gubernur Koster, disela acara yang juga dihadiri Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Wakapolda Bali Brigjen Pol. I Wayan Sunartha, Danrem 163/Wirasatya Kolonel (Arh) AM Suharyadi, Bupati dan Walikota se-Bali, tokoh masyarakat, organisasi kepemudaan, pelajar dan mahasiswa.
Menariknya, sebagai respon atas Pergub tersebut, semua Bupati dan Walikota se-Bali telah mengeluarkan Peraturan Bupati (Perbup) dan Peraturan Walikota (Perwali) tentang Bulan Bung Karno di daerahnya masing-masing. Dengan demikian Bulan Bung Karno akan menjadi sebuah perayaan bersifat “semesta” di Bali, diselenggarakan di semua daerah secara serentak dan bersama-sama pada setiap Bulan Juni.
Gubernur Koster mengungkapkan, penetapan dan peluncuran Pergub Nomor 19 Tahun 2019 telah disampaikan kepada keluarga Bung Karno, termasuk kepada putri Bung Karno yaitu Megawati Soekarno Putri yang juga Ketua Umm PDI Perjuangan sekaligus Presiden ke-5 Republik Indonesia.
“Beliau menyampaikan apresiasi mendalam atas penetapan dan peluncuran Pergub ini. Ibu Megawati Soekarnoputri dan keluarga Bung Karno juga mengucapkan terimakasih kepada pemerintah dan masyarakat Bali atas lahirnya Pergub ini,” sebut Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali itu.
Peringatan Hari Wafat Bung Karno, selain diisi pemutaran film dokumenter tentang Bung Karno, juga dimeriahkan pementasan kolaborasi tari nusantara. Bung Karno wafat pada 21 Juni 1970 dalam usia 69 tahun. Beliau kemudian dimakamkan di Blitar, Jawa Timur.
Gubernur Koster dalam sambutannya menerangkan, visi “Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru, diinspirasi dan dilandasi nilai-nilai kearifan lokal Bali serta ajaran Bung Karno tentang Tri Sakti yakni berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang kebudayaan.
“Sebagai tanda rasa sayang, hormat dan bakti masyarakat Bali kepada Bung Karno maka untuk pertamakalinya pada tahun ini diselenggarakan Bulan Bung Karno,” ujarnya.
Berlangsung selama Bulan Juni, Bulan Bung Karno diisi dengan serangkaian kegiatan: (1) Pameran Foto dan Arsip Bung Karno dan Keragaman Indonesia (2) Dialog Lintas Agama (3) Pemutaran Film Dokumenter (4) Lomba Pidato dan Cerdas Cermat Bung Karno (5) Pementasan Kesenian, termasuk pementasan teater dengan naskah yang ditulis Bung Karno saat masa pengasingan Beliau di Ende, NTT.
Tujuan penyelenggaraan Bulan Bung Karno adalah: Pertama, mengarusutamakan Pancasila dalam kehidupan masyarakat Bali dalam berbangsa dan bernegara. Kedua, meningkatkan pemahaman masyarakat Bali tentang sejarah, filosofi dan nilai-nilai Pancasila. Ketiga, memperkokoh inklusi sosial di tengah kontestasi nilai (ideologi) dan kepentingan yang mengarah kepada menguatnya kecenderungan politisasi identitas. Keempat, membangkitkan dan memelihara memori kolektif masyarakat Bali tentang ketokohan dan keteladanan Ir. Soekarno sebagai penggali Pancasila dan Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia. Kelima, memperkuat institusionalisasi nilai-nilai Pancasila sesuai dengan kearifan lokal masyarakat Bali.
“Semoga apa yang kita bersama-sama lakukan melalui penyelenggaraan Bulan Bung Karno akan berhasil menjaga dan meneruskan ide, pemikiran, gagasan dan cita-cita Bung Karno untuk Indonesia Raya kepada generasi-generasi muda Indonesia berikutnya,” ucap pejabat kelahiran Desa Sembiran Buleleng ini. (red)