Singaraja (Penabali.com) – Memperingati Hari Tani Nasional ke-64, Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng menggelar Pasar Tani di Halaman Dinas Pertanian pada Rabu (18/9) kemarin. Kegiatan tahunan ini sebagai upaya memfasilitasi pemasaran produk lokal dari para petani di Buleleng. Hanya saja, Pasar Tani Buah dan Sayur lokal ini hanya dilakukan sehari.
Berbagai produk segar dan olahan khas Buleleng membanjiri Pasar Tani. Diantaranya, Jeruk khas Kecamatan Tejakula, Mangga Amplem Sari, Pisang Kampendis. Selain itu, aneka produk olahan seperti tuak manis, gula merah, kopi bubuk, dan berbagai jenis cemilan turut meramaikan pasar.
Kepala Dinas Pertanian Buleleng, Gede Melandrat menjelaskan Pasar Tani kali ini sebagai bentuk dan upaya Pemerintah Daerah dalam menstabilkan harga jelang Hari Raya Galungan. Sinergitas Pemda dengan Petani terus dilakukan untuk memberikan produk terbaik bagi masyarakat. Melandrat menyebut, momen Hari Tani kali ini juga memberikan ruang penuh bagi petani untuk memberikan kualitas terbaik produk yang dimiliki utamanya buah dan sayur lokal.
“Petani layak ditempatkan menjadi Pahlawan Pangan. Saya berharap masyarakat berkunjung memberikan apresiasi berbelanja, momentum hari raya kali ini juga kita mendorong petani- petani di Kecamatan menghadirkan produksi terbaiknya,”terang Melandrat.
Hanya saja, lanjut Melandrat, yang masih menjadi kendala saat ini adalah keberadaan tengkulang. Ini kerap sering memainkan harga saat hari raya keagamaan tiba. Hal ini juga menyebabkan rantai ekonomi menjadi tidak logis.
“Jangan sampai petani kita jual Rp. 20 ribu, terus sampai ke konsumen sudah Rp. 50 ribu. Kali inilah momentum yang baik bagi produksi mereka di masing kecamatan menjadi terlihat dan mampu diserap masyarakat Buleleng,”imbuhnya.
Melandrat juga menyebut, secara produk kualitas sayur dan buah lokal Buleleng saat ini tidak kalah saing dengan buah impor yang beredar di masyarakat. Apalagi Pemerintah Provinsi Bali sudah mengatur penggunaan buah lokal dalam Perda. Pihaknya pun secara khusus sudah melakukan pendampingan terhadap petani – petani yang menghasilkan buah dengan kualitas terbaik.
“Pemerintah harus selalu ada komunikasi yang baik dengan para petani. Disamping itu juga untuk memastikan konsumen yakin produk lokal lebih murah, tidak kalah kualitas dan mampu dibeli semua kalangan,”tutupnya. (ika)