“Mangku Pastika: Segera Dibangun Pelinggih di Dekat Sungai Gangga Untuk Pemujaan”
Presiden World Hindu Parisad (WHP) Made Mangku Pastika, menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk India Sidharto R. Suryodipuro, di Sekretariat WHP, Renon, Denpasar, Kamis (24/1). Ikut mendampingi Mangku Pastika, Pembina Yayasan Hindu Dunia Anand Khrisna, Sekjen WHP DR. Ketut Donder, pendiri dan pengelola Ashram Gandi Puri Gus Indra, dan sulinggih Ida Pedanda Gede Bang Buruan Manuaba.
Dubes Sidharto Suryodipuro mengatakan, Indonesia dan India saat ini sedang memperingati 70 tahun hubungan diplomatik. Peringatan ini kemudian dimanfaatkan kedua negara untuk mempererat dan meningkatkan lagi hubuungan bilateral dalam berbagai bidang. “Antara Bali dan India ada akar sejarah, ada akar budaya yang panjang dan momentum inilah yang akan kita manfaatkan” ujar Dubes Indonesia untuk India, Sidharto R. Suryodipuro.
Guna merekatkan hubungan diplomatik Indonesia dan India, juga mempererat hubungan sejarah antara Bali dan India, Sidharto sengaja datang menemui Gubernur Bali periode 2008-2018 itu. Tujuannya untuk membahas rencana membangun kuil atau pelinggih di wilayah India Utara dan India Timur, selain juga membahas hal yang lain seperti upaya promosi Bali dalam pembuatan film-film produksi India (Bolywood). Khusus untuk rencana pembangunan pelinggih tersebut, bahan-bahannya telah ada di India, dan rencananya akan dikirim ke lokasi pembangunannya.
“KBRI bisa menjadi bagian penting dalam komunikasi resmi dengan berbagai pihak di India dan di Bali juga. Nanti kami akan bantu logistik untuk pengirimannya kali ini ke India Timur tepatnya di wilayah Orisha (sebuah negara bagian di India Timur)”, jelas Sidharto.
Hubungan antara India dan Indonesia sejatinya telah terjalin sejak dahulu kala, selama hampir dua ribu tahun yang lalu. Karena itu, peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan India menjadi momen yang tepat khususnya bagi Bali untuk mempererat kembali persaudaraan baik hubungan budaya, historis, agama dan sebagainya. Upaya untuk memperkuat hubungan persaudaraan itu akan diwujudkan dalam pendirian pelinggih di beberapa tempat suci di wilayah India Utara dan India Timur.
“Memang lebih dari 10 tahun lalu Gubernur Bali di era Dewa Beratha sudah berencana untuk membangun pelinggih di wilayah India Utara. Pelinggihnya sudah ada hanya saja belum dirakit, belum disusun. Saat saya masih menjabat Gubernur juga sempat berpikir membangun pelinggih bagi umat Hindu dari Bali yang hendak melakukan perjalanan suci tirta yatra terutama yang ingin melukat di Sungai Gangga”, ungkap Mangku Pastika.
Keinginan Mangku Pastika untuk membangun pelinggih di India lahir setahun menjelang Ia mengakhiri jabatannya sebagai Gubernur Bali. Berawal saat mantan orang nomor satu di Pemerintah Provinsi Bali ini melakukan tirta yatra ke negara yang dijuluki ‘Anak Benua’ itu. Mangku Pastika merasakan ada sesuatu yang janggal atau tak lazim ketika Ia melakukan prosesi melukat di Sungai Gangga. Menurutnya, jika di Bali proses mandi suci atau melukat itu selalu diawali dengan sembahyang terlebih dahulu. Namun di Sungai Gangga ini, umat Hindu yang datang tidak mengawalinya dengan sembahyang tetapi langsung melakukan mandi suci.
“Biasanya sebelum melukat itu harus sembahyang dulu, muspa dulu, baru kemudian kita melukat, ada ritualnya. Sementara disana tidak ada jadi selama ini datang kesana ya langsung melukat. Jadi menurut saya itu tidak sesuai dengan urutan yang kita percayai bahwa sebelum melukat sebaiknya sembahyang dulu”, jelas mantan Kapolda Bali dan Papua ini.
Berangkat dari kondisi itulah, maka Mangku Pastika berinisiatif untuk membangun satu pelinggih di areal sekitar Sungai Gangga. “Mudah-mudahan bisa difasilitasi oleh kedutaan untuk mengirim karena nanti ada dua pelinggih yang akan dibangun di wilayah India Utara dan India Timur tepatnya di Orisha”, sebut Mangku Pastika yang di Pileg 2019 maju sebagai calon anggota DPD RI daerah perwakilan Bali.
Dijelaskan Mangku Pastika, antara Bali dan Orisha, punya jejak sejarah yang panjang terutama hubungan historis Bali dengan Kalingga. Mangku Pastika menceritakan, ribuan tahun yang lalu orang-orang Orisha pernah mengembara ke tanah Bali, dan jejak sejarah itu masih bisa ditemui di Desa Tenganan Karangasem dan Blanjong.
“Orang Orisha belum banyak yang tahu bahwa nenek moyang mereka masih ada jejak sejarahnya di Bali, nah inilah yang ingin kita tempatkan satu pelinggih disana sambil saya juga akan menyumbangkan beberapa lukisan dan patung, barong dalam sebuah museum untuk membuat tanda jejak sejarah itu”, ucap purnawirawan jenderal polisi bintang 3 ini.
Pembangunan pelinggih itu diperkirakan akan rampung bulan Maret mendatang. Akan ada 4 orang tukang dari Bali yang akan berangkat ke India untuk mengerjakan pelinggih tersebut.
“Saya yakin kalau kita punya tempat pemujaan setelah kita memohon kepada Dewi Gangga, mudah-mudahan perjalanan suci tirta yatra kita direstui dan diberi keselamatan”, tutup Mangku Pastika. (red)