Categories Jembrana Pendidikan

Petani di Jembrana Belajar Sekolah Lapangan Iklim, Gus Adhi: “Bisa tingkatkan produktivitas pertanian”

Penabali.com – Selain dihadapkan pada tantangan alih fungsi lahan yang tinggi, petani saat ini juga dihadapkan pada kondisi cuaca yang cepat berubah sehingga terjadi pergeseran waktu musim baik hujan maupun musim kemarau. Hal itu pun berimbas pada produktivitas pertanian.

Guna meningkatkan wawasan petani tentang informasi iklim dan cuaca, Stasiun Klimatologi Jembrana bekerjasama dengan BMKG, BPTP Provinsi Bali, Pemkab Jembrana, dan BPS Kabupaten Jembrana mengadakan Sekolah Lapangan Iklim (SLI) di Balai Subak Tibu Beleng, Desa Penyaringan, Mendoyo, Jembrana, Selasa (23/03/2021).

SLI dibuka Kepala Balai BMKG Wilayah II Bali Agus Wahyu Raharjo didampingi Anggota Komisi IV DPR RI Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra, Kepala BPTP Bali I Made Rai Yasa, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana I Wayan Sutama serta Kepala Stasiun Klimatologi Jembrana Aminudin Al Roniri, ditandai pemotongan pita.

“Keberhasilan pertanian selain dipengaruhi beberapa faktor seperti pola tanam, bibit yang digunakan, pengairan, juga sangat bergantung terhadap kondisi iklim,” kata Agung Adhi Mahendraputra.

Ia mengungkapkan, saat ini pihaknya bersama Dinas Pertanian kabupaten/kota, BPTP Bali dan lembaga terkait turun ke petani melaksanakan Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh.

“Bimtek membekali petani teknologi bercocok tanam, sejalan dengan kegiatan sekolah ini (Sekolah Lapangan Iklim, red) akan meningkatkan produktivitas pertanian juga menuju petani yang maju, mandiri, dan modern,” ujar Anggota Fraksi Partai Golkar yang biasa disapa Gus Adhi ini.

Kepala Balai BMKG Wilayah II Bali Agus Wahyu Raharjo menyampaikan, kegiatan SLI ini diharapkan bisa menjadi bagian dari edukasi untuk petani. Ia menyebut sejak dahulu masyarakat Bali telah memiliki pengetahuan dalam menentukan musim tanam yang umum disebut “padewasan”, namun akibat perubahan iklim global, perhitungan musim/iklim yang digunakan tersebut seringkali mengalami pergeseran.

“Perubahan iklim yang terjadi saat ini menyebabkan pola tanam jadi berubah. Oleh karena itu kehadiran BMKG guna mengedukasi masyarakat khususnya petani untuk bisa memperhatikan informasi klimatologi iklim yang diberikan oleh BMKG untuk meningkatkan hasil panen agar hasilnya bisa mencapai maksimal,” ucap Agus.

Sementara Kepala Subak Tibu Beleng Nyoman Tehnik, mengaku senang dan mengucapkan terimakasih karena telah memilih subak Tibu Beleng untuk melaksanakan Sekolah Lapangan Iklim. Ia berharap kedepan kegiatan tersebut bisa terus terlaksana dan lebih ditingkatkan lagi.

“Dengan adanya SLI ini subak kami jadi tahu tentang perubahan iklim. Jadi ketika saat mengadakan kegiatan pola tanam nantinya bisa mengantisipasi apa yang terjadi dan bisa memilih varietas apa yang cocok ditanam pada saat iklim tersebut,” sebutnya.

Kepala Stasiun Klimatologi Jembrana Aminudin Al Roniri menjelaskan peserta SLI tahun 2021 diikuti sebanyak 30 orang yang terdiri dari 24 orang petani dari subak Tibubeleng dan 6 orang PPL/POPT dari BPP kecamatan Mendoyo. Sementara untuk waktu pelaksanaannya berlangsung dari bulan Maret hingga bulan Juli 2021. (red)