Kabupaten Jembrana menjadi kabupaten pioner dalam pengembangan kawasan holtikultura tanaman pisang tingkat nasional, yang ditandai dengan penanaman perdana bibit pisang Cavendish, di Desa Pekutatan, Jembrana Sabtu (28/12/2019).
Penanaman perdana pisang Cavendish di lahan aset provinsi Bali merupakan hasil kerjasama antara Perusda (Perusahaan Daerah) Provinsi Bali dengan PT. Great Giant Pinaple (GGP) yang diinisiasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI.
“Kegiatan ini adalah wujud integrasi kebijakan antar kementerian/lembaga, pemerintah daerah dan sasta dalam mengakselerasi program peningkatan ekspor, perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardana Sukawati, disela acara.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono menyampaikan bahwa pemerintah terus berupaya mendorong pengembangan produk yang memiliki daya saing dan potensi ekspor yang tinggi. Tak hanya produk-produk hasil industri, namun juga produk dari sektor lain seperti pertanian.
“Untuk mempercepat program peningkatan ekspor produk pertanian tersebut, Pemerintah mendorong pengembangan kawasan hortikultura berorientasi ekspor sebagai program prioritas yang menjadi quick wins Kemenko Perekonomian,” ungkapnya.
Dipilihnya pisang Cavendish sebagai komoditas yang dikembangkan, karena merupakan satu satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan potensi pasar yang masih terbuka luas baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Sementara itu Operation Managing Director Great Giant Food Wayan Ardana dalam laporannya menyampaikan bahwa PT Great Giant Pineapple (GGP) selaku offtaker dan perusahaan yang melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah dan petani, melalui program Creating Share Value akan melakukan kerja sama kemitraan dengan kelompok tani atas dasar pemberdayaan dan saling menguntungkan kedua belah pihak (win-win solution) untuk melakukan budidaya/produksi pisang yang berdaya saing dan berkualitas ekspor.
Program pengembangan kawasan hortikultura berorientasi ekspor ini merupakan wujud nyata untuk mendorong produk lokal yang berdaya saing global. Setelah penanaman perdana di Jembrana, pengembangan berikutnya akan dilakukan di Kabupaten Bener Meriah (Aceh), Kabupaten Blitar (Jawa Timur), dan Kabupaten Bondowoso (Jawa Timur).
“Harapannya, pengembangan kawasan hortikultura ini betul-betul mampu memberikan kontribusi dalam peningkatan ekspor dan meningkatkan perekonomian daerah yang pada akhirnya berdampak pada kesejahteraan petani,” pungkasnya. (red)