PKM Unwar Beri Pendampingan Usaha Bumbu Rajang, Dipasarkan Online, Bawa Industri Rumah Tangga Dapat Untung Banyak

Denpasar (Penabali.com) – Program Kemitraan Masyarakat Universitas Warmadewa (PKM Unwar) mengadakan pengabdian kepada masyarakat pada usaha bumbu rajang di Denpasar. PKM kali ini mengusung tema “PKM Penguatan Manajemen Usaha dan Pemasaran Kelompok Usaha Bumbu Rajang pada Industri Rumah Tangga di Denpasar”.

Tim PKM Unwar diketuai Ni Nyoman Suriani, S.E., M.M., bersama anggota timI Made Yogiarta, S.E., M.M., dan L.G.P. Sri Eka Jayanti, SE., M.Si., AK., CA., menyampaikan PKM ini berupaya mengidentifikasikan persoalan yang dihadapi usaha industri rumah tangga. Suriani mengatakan saat ini sektor UMKM diharapkan mampu menjadi sumber kekuatan baru perekonomian nasional dalam menghadapi krisis. Namun, UMKM tidak hanya di Bali tapi di seluruh Indonesia mengalami beberapa kendala setelah masa pandemi Covid-19.

Suriani lantas membeberkan. Pertama, turunnya daya beli masyarakat yang membuat UMKM mengalami penurunan pendapatan karena berkurangnya pelanggan.

Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk membantu menguatkan manajemen usaha bumbu rajang dengan memberi solusi berupa pelatihan inclass mengenai manajemen keuangan, dan manajemen pemasaran,” jelasnya.

Kedua, saat ini sedang mengalami penurunan pangsa pasar akibat persaingan usaha bumbu rajang yang bisa menjual dengan harga lebih murah tapi dengan kualitas bahan yang berbeda,” kata Yogiarta menambahkan.

Tim PKM Unwar menemukan belum adanya alat produksi pengepressan dan pemasaran yang terbatas. Selain itu, permasalahan yang dihadapi mitra adalah sulit mengembangkan usaha, kurangnya promosi, belum melakukan pencatatan pembukuan terkait dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan dan dalam menjalankan usahanya mitra menjalankan usahanya secara kekeluargaan.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, PKM Unwar memberikan solusi dengan mengadakan pendampingan dalam menghitung laba rugi, harga pokok produksi dan pencatatan aset yang dimiliki. Pendampingan dalam memasarkan produk melalui peningkatkan promosi lewat media online juga ditempuh sehingga dapat meningkatkan jumlah pelanggan, serta memberikan bantuan barang modal berupa alat sesuai dengan kebutuhan. Menurut Suryani, pemasaran dilakukan hanya dengan orang perorangan, karena rendahnya pengetahuan akan penggunaan system e-commerce. Usaha kecil menengah (UKM) menghadapi tantangan terbesar sejak maraknya penjualan sistem online. Bergesernya pola pikir dan pola layanan masyarakat terhadap kebutuhan suatu barang membuat pelaku UKM yang tidak mengerti perkembangan teknologi informasi menjadi terpuruk. Faktor penentu keberhasilan pengelolaan UKM adalah penguasaan teknologi informasi. Kemajuan teknologi adalah salah satu langkah yang diterima secara teoritis yang diterapkan untuk menghilangkan hambatan perbatasan ekonomi. Karena hal itu, membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi faktor-faktor produksi ekonomi, tenaga kerja, modal, dan sumber daya, lainnya, dan meningkatkan penggunaan input produksi dalam produksi.

Menambahkan penjelasan Suryani, anggota PKM Unwar, Eka Jayanti dan Yogirta, mengatakan outcame dari kegiatan PKM ini adalah meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan mitra dalam menerapkan konsep kewirausahaan, dapat membuat laporan keuangan yang sederhana, dapat memgunakan aplikasi media sosial dalam hal ini Whatsapp, Instagram dan Facebook dalam memasarkan produk berbasis online. Dengan PKM ini diharapkan pendapatan dari usaha bumbu rajang semakin meningkat.

“Harapannya dengan adanya pendampingan kendala yang dialami mitra dapat diminimalkan dan pada akhirnya, usaha bumbu rajang mampu meningkatkan pendapatan keluarga,” pungkasnya. (rls)