PLN Unit Induk Distribusi Bali (UID) melakukan penanaman bibit pohon mangrove di Kampoeng Kepiting, Tuban, Badung, Kamis (28/11/2019). Ada sekitar 13 ribu bibit yang ditanam dengan menggandeng Kelompok Nelayan Wanasari Ekowisata, Tuban.
“Hari ini bertepatan dengan Hari Penanaman Pohon Nasional 2019 dan PLN seluruh Indonesia berpartisipasi melakukan penanaman pohon. Kami dari PLN Bali berharap tempat ini yang dulunya kawasan hutan mangrove bisa kembali hijau dan mengembalikan habitatnya,” jelas General Manager PLN UID Bali, Nyoman Suwarjoni Astawa, yang ditemui usai menanam bibit mangrove.
Mangrove merupakan jenis tanaman dikotil yang hidup di habitat payau. Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang-surut pantai berlumpur. Ada banyak manfaat dari mangrove terhadap ekosistem laut dan pesisir. Diantaranya melindungi daratan dari erosi dan abrasi, mencegah intrusi air laut, dan sebagai tempat hidup dan berkembang biak berbagai satwa liar seperti ikan, udang, kepiting dan burung. Hutan mangrove juga memberi manfaat untuk edukasi dan wisata.
Suwarjoni mengatakan, PLN Bali juga memiliki fungsi sosial dan lingkungan salah satunya lewat kegiatan bakti lingkungan seperti ini. Untuk mendukung mengembalikan kawasan hutan mangrove, pada kesempatan ini PLN Bali juga menyerahkan bantuan pelestarian alam penanaman dan pemeliharaan bibit mangrove sebesar 120 juta rupiah.
“Kami sudah serahkan kepada Kelompok Nelayan Wanasari dan berharap bibit mangrove yang kami tanam bisa tumbuh dengan optimal sehingga bumi kita alam kita akan kembali hijau dan ekosistemnya juga akan bisa berkembang dengan baik,” ujar pria asal Seririt, Buleleng ini.
Penanaman bibit pohon mangrove oleh PLN Bali dan Kelompok Nelayan Wanasari dilakukan pagi hari untuk menghindari air laut pasang. Penanaman dilakukan ditengah laut disaat air sedang surut, atau sekitar 200 meter dari bibir pantai.
“Tadi kami sudah bersama-sama menanam bibit mangrove dan kemudian akan dilanjutkan dan dirawat oleh teman-teman Kelompok Nelayan Wanasari. Kami sangat berkesan karena ada beberapa pohon mangrove yang tidak terlalu tinggi namun usianya sekitar 4-5 tahun,” ucapnya.

Ia menyayangkan kerusakan yang terjadi pada kawasan hutan mangrove karena ulah manusia yang hanya mementingkan ekonomi namun mengabaikan alam dan lingkungan. Padahal untuk bisa tumbuh dengan optimal, pohon mangrove memerlukan waktu tumbuh yang cukup lama. Selain manfaat yang disebutkan diatas, tumbuhan Mangrove sebagai salah satu jenis tumbuhan yang memiliki akar kokoh, juga punya fungsi sebagai penahan gelombang air laut, penahan badai dan tsunami. Karena itu, Suwarjoni mengatakan hutan mangrove menjadi ekosistem utama penyangga kehidupan utamanya di wilayah pesisir.
“Kita berharap pohon mangrove yang kita tanam hari ini bisa tumbuh optimal. Karena yang kita tahu hanya sekitar 10 sampai 20 persen bibit mangrove bisa tumbuh. Musuh utamanya adalah gulma karena ia menutupi bibit sehingga bibit jadi panas tidak bisa bernafas lalu menjadi rontok dan kering,” ungkap Suwarjoni.
Karena itu, Suwarjoni mengajak semua pihak untuk ikut aktif menjaga kawasan hutan mangrove sebagai habitat atau tempat hidup binatang laut untuk berlindung dan berkembang biak, selain juga untuk tempat wisata dan edukasi. (red)