Badung (Penabali.com) – Dirjen EBT KE Konservasi Energi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, meninjau kesiapan kelistrikan PLN Unit Induk Distribusi Bali pada malam pergantian tahun 2022 menuju 2023. Kehadiran Dadan turut didampingi Direktur Distribusi PLN, Adi Priyanto, General Manajer PLN Bali Wayan Udayana beserta jajaran PLN Bali.
“Ini hari ketiga saya memantau proses penyediaan energi khsusunya BBM dan listrik, kali ini kita di Bali dan sama-sama menyaksikan PLN Bali menyediakan listrik untuk periode Nataru ini,” jelas Dadan di Kantor PLN UP2B, Kapal, Badung, belum lama ini.
PLN Bali telah sukses menyediakan kelistrikan pada Presidensi G20 bulan November 2022 lalu. Kesuksesan itu pkini berlanjut pada kesiapan PLN menyambut malam pergantian tahun 2022 menuju 2023. Dihadapan Kementerian ESDM, General Manager PLN Bali, I Wayan Udayana, menyampaikan saat ini daya mampu sub sistem kelistrikan sebesar 1.322 MW dengan prediksi beban puncak mencapai 952 MW sehingga terdapat cadangan listrik hampir mencapi 400 MW. Listrik secara keseluruhan sangat aman. Bahkan PLN Bali melakukan pengamanan di seluruh lini dari hulu hingga hilir dengan dukungan material dan personil yang andal.
Dirjen EBT KE Konservasi Energi, Dadan Kusdiana, menyebut sesuai prediksi pemerintah pada libur Nataru tahun ini masyarakat Indonesia akan memanfaatkannya dengan berwisata terlebih Bali yang mengalami lonjakan kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Karena itu, sangat penting bagi PLN Bali menyiapkan keandalan listriknya agar masyarakat dan juga wisatawan dapat menikmati liburannya dengan nyaman tanpa ada gangguan kelistrikan.

“Kalau nanti sampai ada tpwer runtuh pun sudah siap towernya sudah bisa dipasang ya jadi kalau kabel-kabel itu hal-hal biasa pasti PLN ada SOP dan PLN sudah sangat siap untuk itu tapi khusus Nataru ini smapai ke tower,” terang Dadan.
Secara kapasitas, kata Dadan, sudah cukup. Kalaupun kurang daya akan segera terkoneksi dengan sistem di Jawa. Menariknya, beban puncak konsumsi listrik di Bali minimumnya tidak terlalu jauh. Tidak seperti di daerah lain di luar Bali yang beban puncak minimumnya terpaut cukup jauh.
“Saat ini beban puncak 777 MW bisa sampai 800,” sebutnya.
Musim hujan saat ini, kata Dadan, juga menjadi atensi PLN. Terlebih diikuti cuaca ekstrem seperti angin kencang. Sehingga dibutuhkan pelayanan yang cepat apabila ada laporan gangguan kelistrikan yang disebabkan cuaca.
“Saat hujan siang hari seperti sekarang umumnya AC dimatikan sehingga konsumsi listrik menurun tapi kalau hujannya malam AC nyala,” pungkasnya.

PT PLN (Persero) menyiagakan 3.000 posko dan 78.000 personel dalam rangka menjaga keandalan listrik saat Natal 2022 dan tahun baru 2023. PLN juga telah menetapkan periode siaga Nataru sejak 19 Desember 2022 hingga 4 Januari 2023. Kondisi kelistrikan saat ini juga jauh lebih baik dibandingkan setahun lalu. Saat ini semua pembangkit dalam kondisi prima dan pasokan energi primer juga aman.
“Kesiapan transmisi mulai dari ujung di Gilimanuk sampai ke Kita Denpasar dan seluruh Bali itu terpelihara dengan baik yang sebelumnya pemeliharana itu kita majukan waktunya sehingga pada saat siaga Nataru kami tidak melakukan pemeliharaan sama sekali,” tutur Direktur Distribusi PLN, Adi Priyanto.
PLN mengimbau agar segala kebutuhan pelanggan terkait kelistrikan tak perlu lagi repot untuk melaporkannya ke kantor PLN. Melalui SuperApps PLN Mobile/, masyarakat kini bisa melaporkan gangguan maupun kebutuhan terkait ketenagalistrikan dalam satu genggaman. (red)