Denpasar (Penabali.com) – Bertempat di ruang Rapat BM 1 Kampus Denpasar, Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, Dr. I Nyoman Sunarta, M.Si., Plt. Wakil Dekan Bidang Akademik dan Perencanaan, yang juga Wakil Dekan Bidang Informasi dan Kemahasiswaan, Dr. Nyoman Sukma Arida, M.Si., menerima kunjungan Rudolf Estephanus Golioth Mait, S.T., M.T., Beldie Aryona Tombeg, S.T., M.Ars., Yollanda Lydia Lagarens, S.S., M.Hum., dari Politeknik Negeri Manado, Selasa (16/11/2021).
Lagarens menjelaskan tujuan kunjungan ini adalah untuk menimba ilmu dan pengalaman dari Fakultas Pariwisata dalam pengembangan kepariwisataan di Bali, untuk dijadikan sebagai pembelajaran dalam pengembangan pariwisata di Kota Manado.
“Jadi sebenarnya pengembangan pariwisata di Manado lagi gencar-gencarnya. Kita dari akademisi itu mengusung pentahelix ya, dimana akademisi juga dilibatkan dalam pengembangan pariwisata. Tujuan kita disini (untuk, red) sharing ilmu pengetahuan tentang bagaimana industri pariwisata itu dibantu oleh para akademisi, sehingga industri pariwisata di Kota Manado nanti, dan secara khusus di Sulawesi Utara menjadi maju seperti yang ada di Bali,” ungkapnya.
Kegiatan hari ini dilaksanakan dalam bentuk kelas, sebagai bagian dari rangkaian workshop selama lima hari, yang mana empat hari berikutnya berupa kunjungan lapangan ke beberapa destinasi di Bali. Kelas ini dikemas dalam bentuk workshop yang dipandu Saptono Nugroho, S.Sos., M.Par., selaku Dosen Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana.
Ada tiga tema pembicaraan dalam workshop ini. Tema pertama, Pengembangan Lingkungan Pendukung Pariwisata berbasis Kearifan Lokal di Era Next Normal, dan dibawakan Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.
Dalam pemaparannya, dekan menjelaskan perihal paradigma-paradigma dasar dalam pariwisata beserta problematika yang disebabkan oleh tata kelola pariwisata yang keliru. Dekan juga menekankan pentingnya tata kelola pariwisata yang berkelanjutan dengan mengoptimalkan stakeholders kepariwisataan (termasuk alam), agar kesalahan pengelolaan pariwisata di Bali tidak terulang kembali di daerah lain.
Pemaparan materi kedua oleh Dr. I Sukma Arida, S.Si., M.Si. Penayangan video ini menampilkan dampak-dampak ekologis dari pengembangan pariwisata di Bali selama ini.
Selanjutnya pemaparan materi oleh I Made Adikampana, ST., M.T., dengan tema Lingkungan Binaan Destinasi Pariwista. Adikampana memaparkan secara detail konsep-konsep seputar destinasi pariwisata dan aspek-aspek penting dalam perencanaan pengembangan destinasi pariwisata.
Diwawancarai usai kegiatan, dekan mengungkapkan kegiatan semacam ini menunjukkan bahwa pariwisata sudah mulai menggeliat, dan tidak hanya di Bali saja.
“Itu artinya, pariwisata di Indonesia sudah mulai menggeliat sehingga mereka membutuhkan tenaga-tenaga pendidikan pariwisata dan tidak hanya dibutuhkan di Bali saja, sehingga dia ingin juga buka sekolah-sekolah pariwisata akademik yang ada di daerahnya,” ucapnya.
Dekan juga berharap agar semakin banyak kegiatan semacam ini kedepannya.
“Harapan dari kita, tentu saja makin banyak networking yang kita miliki, makin dikenal. Itu yang paling penting. Disamping itu, makin banyak orang yang berkunjung ke kita, kita makin senang. Kita tidak perlu promosi kemana-mana. Mereka yang akan mempromosikan kita. Tuntutan bagi kita, kita harus memberikan mereka yang terbaik sehingga nanti apa yang mereka dapat dari kita bermanfaat bagi mereka dan dia bisa berkembang nantinya,” lanjutnya.
Sebagai tindak lanjut pertemuan hari ini, direncanakan akan ada kegiatan lagi pada 22 November mendatang dengan tim yang lainnya. (rls)