Categories Badung Seni

Pondok Jaka, Rumah Bali Kuno Berusia 200 Tahun, Dinding dan Lantainya Tanah Liat

Badung (Penabali.com) – Sebuah rumah tradisional Bali kuno di daerah Abiansemal, Badung, menarik banyak wisatawan. Rumah Bali kuno ini berkontruksi bahan alami bernama Pondok Jaka.

Objek wisata ini dikembangkan oleh kelompok warga Sangeh sejak 2015. Rumah ini merupakan peninggalan salah satu keluarga di Sangeh dan sudah hampir 200 tahun silam setelah ditinggal pemiliknya.

“Rumah ini akhirnya dikelola oleh pengembangan wisata outbound di sekitarnya,” jelas Pengelola Pondok Jaka, Ida Bagus Dipayana, belum lama ini.

Di rumah kuno ini, para pengunjung bisa melihat suasana rumah Bali tempo dulu yang mungkin jarang ditemui di Bali.

Bagus Dipayana menjelaskan, saat memasuki halaman rumah ini akan “disambut” bebatuan sungai yang tertata rapi sebagai jalan pengungjung. Ada empat bangunan bernuansa kuno dengan polpolan tanah liat sebagai plesteran dindingnya serta lantainya masih tanah liat.

“Empat bangunan tersebut terdiri dari bale dangin di sebelah timur untuk aktivitas keagamaan, sebelah selatan berdiri dapur lengkap dengan tungku berbahan tanah liat, bale sebelah barat bernama bale dauh berfungsi untuk menaruh alat-alat pertanian, serta bangunan terletak di utara bernama bale daja memiliki fungsi sebagai tempat tidur keluarga,” jelasnya.

Bangunan Bale Daja inilah bangunan tradisional yang diperkirakan telah berumur ratusan tahun serta memiliki daya tarik tersendiri dari bangunan tradisional lainnya di areal rumah tradisional Bali kuno ini.

Para pengunjung hanya dikenakan biaya donasi saat mengunjungi objek wisata ini. Kunjungan sebagian besar masih didominasi wisatawan domestik.

Bagus Dipayana berharap pemerintah daerah dapat menggelontorkan bantuan dalam upaya pemeliharaan serta perawatan berkala karena obyek ini selain untuk wisata juga dijadikan pengambilan keperluan dokumentasi seperti film pendek hingga digunakan sebagai lokasi foto pernikahan atau prewedding.

Salah seorang pengunjung, I Wayan Amrita Dharma Darsanam, menyampaikan, bahan alami serta usia bangunan yang lama dapat diketahui secara langsung saat mengunjunginya.

“Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi saya,” ucap pengunjung asal Tabanan ini.

Ia mengatakan, konstruksi bangunan yang menggunakan teknik tradisional seperti rumah Bali kuno ini dapat dijadikan sarana edukasi.

“Tempat ini sangat langka ditemui di jaman sekarang,” sebutnya. (red)