Jawa Timur (Penabali.com) – Jajaran Polda Jawa Timur, Kodam V/Brawijaya dan Pemprov Jatim bersama polres serta kodim jajaran juga pemerintah kabupaten/kota melaksanakan kebijakan PPKM Darurat di wilayah Jawa timur, Jumat (2/7/2021) tengah malam pukul 00.00 WIB. Pada jam tersebut, telah melakukan penyekatan di berbagai tempat dan perbatasan masuk Jawa Timur.
Kebijakan PPKM Darurat mulai diterapkan pada 3 Juli 2021. Polda Jatim mulai menutup pintu masuk ke Jawa Timur pada Jumat tengah malam pukul 00.00 WIB.
“Mulai malam ini jajaran Polda Jatim bersama-sama dengan Kodam V/Brawijaya dan Pemprov Jatim serta jajaran polres kewilayahan, dibantu jajaran kodim dan pemerintah kabupaten/kota se-Jawa Timur akan melakukan pengendalian mobilitas dan pembatasan mobilitas,” jelas Kapolda Jawa Timur Irjen Pol. Nico Afinta usai melakukan rapat bersama Forkopimda Jatim secara virtual pada Jumat tengah malam kemarin.
Irjen Pol. Nico mengatakan pengendalian mobilitas adalah mengendalikan pergerakan orang yang menggunakan alat tranportasi yang melintas perbatasan provinsi, rayon, dan kabupaten.
Dalam PPKM Darurat di wilayah Jatim dimana antar provinsi 8 Pos Check Point diantaranya 7 titik di pintu masuk perbatasan dengan Jawa Tengah, dan 1 titik perbatasan dengan Bali. Kemudian antar rayon atau kabupaten 86 Pos Cek Point ditambah 25 Pos Exit Tol.
Selain itu, sebanyak 20 ribu lebih personil jajaran Polda Jatim telah diterjunkan dalam Operasi Amanusa ll ini. Serta ditambah dari personil Kodam V/Brawijaya dan petugas dari Pemprov Jatim.
“Kami TNI-Polri bersama pemerintah provinsi maupun daerah akan melakukan rekayasa lalu lintas, penutupan jalan atau pengalihan. Melakukan patroli pada tempat yang dijadikan konsentrasi massa seperti tempat wisata atau tempat publik lainnya dan melakukan sosialisasi dan penegakan protokol kesehatan,” tuturnya.
“Kunci Pelaksanaan PPKM Darurat ini adalah sinergi, kerja sama, kompak, dan menyeluruh dari hulu ke hilir,” pungkasnya. (rls)