Denpasar (Penabali.com) – Presiden RI, Joko Widodo, secara resmi meluncurkan Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali menuju Bali Era Baru: Hijau, Tangguh, Sejahtera, Jumat (03/12/2021), bertempat di Kura-Kura Bali, Denpasar, dan disaksikan secara langsung oleh Menteri Bappenas Suharso Manoarfa bersama Gubernur Bali, Wayan Koster.
Momen bersejarah di era kepemimpinan Gubernur Koster yang akan membawa ekonomi Pulau Bali tidak tergantung pada satu sektor pariwisata saja, juga turut dihadiri duta besar negara sahabat, para menteri di Kabinet Indonesia Maju, Panglima TNI, Kapolri, hingga bupati/walikota se-Bali, Pemerintah kabupaten/kota, para rektor, akademisi dan pelaku usaha.
Ekonomi Kerthi Bali merupakan gagasan Gubernur Bali, Wayan Koster, yang telah ditulis secara lengkap dan terinci dalam Buku Ekonomi Kerthi Bali Membangun Bali Era Baru, yang telah diluncurkan pada 20 Oktober 2021.
Presiden Jokowi dalam sambutannya mengatakan, di masa pandemi beberapa negara terjadi kelangkaan energi, kelangkaan pangan, inflasinya mengalami kenaikan yang tinggi. Karena pandemi juga, kelangkaan kontainer baik untuk dalam negeri maupun untuk yang ekspor semua negara mengalaminya.
“Sebelumnya hal ini tidak terprediksi dan tidak diperkirakan. Kemudian karena pandemi, beberapa minggu terakhir ini terjadi yang namanya kenaikan harga produsen. Jadi hati-hati ini, sehingga yang namanya fiskal semua negara bisa defisit semuanya. Moneter di beberapa negara juga terjadi keguncangan-keguncangan,” kata Presiden RI.
Kepala Negara pada kesempatan tersebut juga menyinggung soal G20.
“Kita tahu semuanya sejak kemarin sudah memegang Presidensi G20. Keketuaan G20 ini adalah sebuah kepercayaan dan kehormatan yang diberikan dunia kepada kita. Hati-hati di G20 ini, negara-negara besar ada semuanya. Negara-negara dengan Gross Domestic Product (GDP) paling gede-gede,” katanya sembari menegaskan didalam Presidensi G20 akan masuk dalam 3 hal yang menjadi konsentrasi, yakni 1) Arsitektur Kesehatan Global (Ini memang harus berubah dengan kejadian pandemi; 2) Kemudian transformasi digital, (semua negara mengejar itu, red); 3) Green ekonomi dan transisi energi yang juga penting untuk dibicarakan.
“Oleh sebab itu, berulang-ulang saya katakan bahwa pandemi ini harus dijadikan momentum didalam transformasi fundamental. Semua harus memiliki keinginan itu, sehingga ketangguhan ekonomi kita itu ada. Karena pandemi ini memberikan peluang kepada kita untuk melompat naik. Tapi kita bisa memanfaatkan momentum ini tidak? Untuk meningkatkan diri dan melakukan transformasi ekonomi secara besar-besaran. Sehingga kita harapkan, pasca Covid selesai, kita sudah berada pada posisi yang lebih baik,” ujar Jokowi.
Presiden sangat memahami betul dalam dua tahun ini, masyarakat Bali betul-betul terpukul.
Tadi Bapak Gubernur menyampaikan, pertumbuhan ekonomi di 2020 berada di posisi minus 9,43%, padahal sebelumnya di kondisi normal, Bali biasanya mengalami pertumbuhan diatas rata-rata nasional di angka 5,3 persen. Sehingga ekonomi Bali mengalami kontraksi yang paling dalam, dibandingkan provinsi-provinsi yang lain, karena memang sektor pariwisata yang diandalkan Bali ini adalah sektor yang paling awal terimbas dan sektor yang memang paling belakang untuk pulih,” jelasnya.
Oleh karena itu, semua pihak harus melakukan refleksi besar-besaran sekaligus menstransformasi diri secara fundamental. Ada beberapa hal yang harus dijadikan perhatian, yang pertama harus meningkatkan terus diversifikasi ekonomi, ekonomi tidak bisa seperti sekarang ini, terutamanya Bali hanya tergantung pada satu sektor pariwisata saja. Ditengah sektor pariwisata yang mengalami pukulan yang sangat hebat, sektor pertanian justru mampu bertahan, bahkan tumbuh positif dibandingkan sektor-sektor yang lain.
“Detail seperti ini harus kita tahu semua, dan apa yang harus kita lakukan dan semua harus ngerti,” sebutnya.
Selanjutnya yang kedua, paradigma dan tata kelola pariwisata harus memprioritaskan kesehatan dan keamanan.
“Perjalanan pariwisata di masa pandemi, dan nantinya pasca pandemi pasti akan berubah total. Wisatawan pasti akan menghindari kerumunan dan kontak erat yang terlalu sering. Karena apapun, para wisatawan harus bisa diyakinkan bahwa kesenangan dalam berwisata itu tetap terjamin kesehatannya dan tidsk tertular oleh virus. Ketiga, pariwisata Bali perlu bertransformasi dari mass tourism (kunjungan dengan jumlah yang banyak, red) menjadi green tourism, dan quality tourism.
Mengenai Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali menuju Bali Era Baru, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa bagaimanapun hebatnya peta jalan dan rencana yang dibuat, tidak akan bermakna apa-apa, kalau tidak bisa mengeksekusinya.
“Sering kita terlambat, sering kita tidak segera mulai, karena eksekusinya terlalu banyak sekali hitung-hitungannya, sehingga malah ragu-ragu. Maju mundur, maju mundur, maju mundur, dan nggak maju. Malah mundur terus, orang lain sudah maju sampai kemana-mana. Keberanian mengeksekusi menjadi sangat penting, karena kita menghadapi kecepatan dalam berkompetisi dan tantangan,” tegasnya. (rls)