Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menginisiasi Gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman) dan Gerakan Pakai Masker (GPM).
Menurut Deputi Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, Kurleni Ukar, kegiatan ini dihelat untuk merespon amanat Presiden Joko Widodo dalam rangka menggerakkan ekonomi kreatif padat karya.
“Kegiatan ini berusaha mengajak untuk membangkitkan kembali nilai sapta pesona yakni aman, tertib, bersih, sejuk dan lain sebagainya,” kata Kurleni Ukar di Pulau Santen, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (5/9/2020).
Dijelaskannya, aman yang dimaksud salah satunya adalah menggunakan masker dimanapun berada. Menurutnya, masker merupakan proteksi pertama dari penularan Covid-19.
“Kita juga harus tertib menjalankan protokol kesehatan. Salah satu tujuan kegiatan ini juga mengangkat nilai-nilai kebersihan,” ucapnya.
Kurleni Ukar tak menampik jika event ini diselenggarakan sebagai rangkaian pemulihan industri pariwisata yang terdampak imbas Covid-19. Untuk itu, langkah pemulihan mesti dilakukan agar sektor yang menyumbangkan dana cukup besar bagi APBN itu segera bergeliat kembali.
“Kegiatan ini diinisisiasi untuk mendorong pemulihan industri pariwisata yang terdampak pandemi Covid-19. Selain itu, gerakan ini juga digagas sebagai landasan bagi masyarakat untuk berwisata ditengah kehidupan normal baru,” kata Kurleni Ukar.
Ia melanjutkan, program Gerakan BISA dan Gerakan Pakai Masker merupakan kebijakan Kemenparekraf untuk mendukung protokol kesehatan di destinasi wisata. Untuk keamanan dan kenyamanan bersama, gerakan ini pun diluncurkan.
“Gerakan ini sudah kami lakukan di 38 kabupaten/kota” jelasnya.
Gerakan BISA dan GPM, Kurleni Ukar melanjutkan, merupakan upaya untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap destinasi wisata di tengah pandemi Covid-19. Tujuannya untuk menggairahkan pariwisata dengan pola baru bagi masyarakat yang sedang berlibur. Ia berharap sinergi gerakan BISA dan GPM mampu membangkitkan geliat industri pariwisata di daerah.
“Program ini untuk mengakselerasi industri pariwisata dan ekonomi kreatif,” tuturnya.
Ia optimistis gerakan ini menjadi tameng penularan Covid-19 sepanjang diterapkan dengan disiplin. Ia mengajak para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif menerapkan secara sungguh-sungguh protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Gerakan ini juga menjadi penanda dibukanya kembali destinasi wisata secara bertahap pada era adaptasi kebiasaan baru.
“Kegiatan ini merupakan momentum kesiapan industri pariwisata dan masyarakat untuk melaksanakan secara konsisten protokol kesehatan di destinasi wisata,” katanya.
Setelah pertama kali diadakan di Labuan Cermin, Biduk-Biduk, Berau, Kalimantan Timur, Banyuwangi menjadi kota yang dipercaya selanjutnya untuk mengadakan GPM karena memiliki banyak destinasi wisata. Salah satu wisata yang menjadi tempat diselenggarakannya acara GPM adalah Pulau Santen yang terletak di Kelurahan Karangrejo, Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyambut baik kegiatan yang diinisiasi Kemenparekraf/Baparekraf ini. Ia sependapat jika memakai masker adalah sebuah upaya minimal yang harus dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan virus Covid-19, khususnya dalam menyongsong masa adaptasi kebiasaan baru serta untuk memulihkan destinasi wisata.
“Kegiatan Gerakan Pakai Masker ini tentu saja menjadi kegiatan yang sangat bagus. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tidak hanya mendorong pembukaan destinasi, tetapi juga mengedukasi kepada masyarakat bagaimana cara menggunakan masker yang benar dan menggerakkan bagaimana masyarakat punya kesadaran untuk menggunakan masker, ungkapnya.
Saat ini, ia melanjutkan, masyarakat telah memiliki banyak masker. Hanya saja, membangun kesadaran untuk tetap menggunakan masker bukan perkara mudah.
“Mudah-mudahan dengan kegiatan ini yang langsung dari destinasi-destinasi wisata akan sangat bermanfaat. Apalagi Kemenparekraf kali ini bukan memilih tempat utama yang bagus, tapi tempat yang memang agak kurang bersih, karena selama Covid-19 ini tidak ada kunjungan wisata dan tutup, sehingga perlu ada pembenahan termasuk pembersihan,” papar Bupati Banyuwangi
“Saya sangat berterimakasih sekali kepada Kemenparekraf karena telah menggerakkan berbagai komponen untuk ikut bahu membahu membersihkan tempat destinasi wisata Banyuwangi seperti wisata di Pulau Santen ini,” tambahnya. (red)