Categories Badung Sosial Budaya

Puluhan Anak Yatim Piatu dan Kaum Duafa Buka Puasa Bersama di Kediaman Gus Adhi “Amatra”

Penabali.com – Puluhan anak yatim dan kaum duafa diundang ke kediaman tokoh masyarakat Kerobokan, Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) Jero Kawan Jl. Raya Canggu No.88 Lingkungan Silayukti, Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Sabtu (01/05/2021) petang kemarin.

Kegiatan rutin yang selalu digelar tiap Bulan Suci Puasa Ramadhan itu, kali ini mengundang anak-anak yatim dan kaum duafa dari Kecamatan Denpasar Utara, Barat dan Kecamatan Denpasar Timur, bekerja sama dengan Mushola Al Ikhlas Kerobokan, Banser Kuta Utara dan NU Care LAZISNU Denpasar.

“Kegiatan ini juga wujud silahturahmi, soliditas kita antar umat beragama,” ujar Agung Adhi Mahendra yang pada kesempatan ini juga bersama-sama adik kandungnya, A.A. Bagus Tri Candra Arka mengadakan acara bakti sosial buka puasa bersama ini.

Agung Adhi Mahendra yang juga Anggota Komisi II DPR RI ini menambahkan, pandemi Covid-19 tidak hanya mengganggu kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Tetapi, pandemi ini telah merontokkan perekonomian. Karena itu, ditengah suasa keprihatinan ini, dirinya bersama keluarga besar Jero Kawan tetap berupaya membangun kebersamaan dengan merangkul seluruh umat dari lintas agama guna mempererat silahturahmi, serta memperkuat dan memperkokoh persatuan dan kesatuan diantara sesama anak bangsa.

Acara buka puasa bersama di Jero Kawan, Kerobokan, Badung. (Foto: ist.)

“Saya merasa bahagia bisa bersama anak yatim-piatu, dan dhuafa. Buka puasa bersama anak yatim dan kaum dhuafa bukanlah sesuatu hal yang baru tapi sudah rutin kami lakukan tiap tahunnya sekaligus sebagai bentuk dari kebhinekaan kita dan implementasi sila kedua dari Pancasila,” tutur Anggota Fraksi Partai Golkar yang lebih akrab dipanggil Gus Adhi ini.

Apa yang dilakukan Gus Adhi juga merupakan perwujudan nyata dari semangat yang pernah dilontarkan pendiri SOKSI almarhum Prof Suhardiman, bahwa kader SOKSI dalam melakukan karya kekaryaan haruslah selalu berprinsip, “Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe.” Yang maknanya, tanpa pamrih tapi banyak berkarya.

“Berbagi bukan berarti menunjukkan kita punya lebih tetapi lebih pada merasakan bagaimana rasaya jika kita dalam posisi kekurangan seperti halnya anak-anak ini,” imbuh Gus Adhi. (red)