QRIS di Pasar Tradisional Jadi Fokus BI, KPw BI Bali: “Dapat tingkatkan omset penjualan”

Walikota Denpasar meresmikan pasar tradisional, Pasar Phula Kerti, di Banjar Kaja, Sesetan, Denpasar, Senin (27/01/2020). Pada kesempatan yang sama, juga diluncurkan Digitalisasi Pasar dengan QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho disela peresmian mengungkapkan, Bank Indonesia sangat mengapresiasi digitalisasi pasar tradisional sejalan dengan visi Pemerintah Kota Denpasar untuk mewujudkan Denpasar menjadi Kota yang Cerdas (Smart City).

“Kami sangat mendukung dan mendorong pasar tradisional di Bali untuk bisa mengarah ke digital. Bank Indonesia mendukung pemanfaatan teknologi di setiap bidang dan salah satunya adalah menghadirkan QRIS sebagai sarana transaksi digital di lingkungan pasar tradisional,” ujar Trisno.

Pasar Phula Kerthi merupakan pasar rakyat pertama di Kota Denpasar dan kedua di Provinsi Bali yang menerima pembayaran dengan QRIS, setelah sebelumnya adalah pasar ikan Kedonganan di Kabupaten Badung yang bekerjasama dengan bank BRI dalam mengimplementasikan QRIS.

“Dapat kami informasikan bahwa implementasi penggunaan sarana QRIS telah dikenalkan di Bali mulai dari acara Rakornas Transaksi Non Tunai Pemda seluruh Indonesia di Sanur pada tanggal 7 November 2019 dan terakhir dilanjutkan pada event Denpasar Festival tanggal 28-31 Desember 2019,” imbuhnya.

Trisno mengatakan, pasar tradisional menjadi salah satu fokus BI untuk implementasi QRIS mengingat pasar merupakan representasi ekonomi kerakyatan dimana pedagang dan pembeli dengan skala ekonomi kecil dapat bertemu di pasar tradisional.

Dengan implementasi QRIS di pasar tradisional diharapkan selain masyarakat kecil dapat menikmati kemajuan teknologi juga dapat mempercepat perputaran uang di usaha mikro, kecil dan menengah. Sehingga pada akhirnya diharapkan dengan sarana pembayaran QRIS ini dapat meningkatkan omset penjualan, sehingga kesejahteraan pedagang semakin meningkat.

Foto: Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho.

“Bali bisa dijadikan contoh penerapan QRIS sebagai instrumen pembayaran khususnya di pasar tradisional,” kata Trisno.

Dalam digitalisasi pasar dengan QRIS di Pasar Phula Kerti, dari 150 pedagang baru sekitar 44 pedagang atau 30% yang terpasang QRIS BPD Bali. Trisno menerangkan, sampai dengan 20 Januari 2020 tercatat jumlah pedagang yang telah menggunakan QRIS sebanyak 2.251.136 pedagang. Dimana 44.696 pedagang diantaranya tercatat ada di Provinsi Bali atau sekitar 2% dari pengguna QRIS secara nasional. Dari 44.696 pedagang tersebut, tercatat 23.395 pedagang atau sekitar 52% berada di Kota Denpasar.

“Saya berharap penggunaan QRIS tidak hanya untuk transaksi penjualan. Kedepannya dapat diperluas penggunaan untuk retribusi pasar dan pengelolaan parkir,” harap Trisno. (red)