Rabu 17 April 2019, bangsa Indonesia akan menggelar Pemilihan Umum Presiden dan Legislatif. Ini adalah sejarah bangsa karena untuk kali pertama Pilpres dan Pileg digelar bersamaan. Hampir delapan bulan lamanya, para calon legislatif dan pasangan capres dan cawapres bersama tim pemenangan, pendukung dan relawan bekerja keras turun ke masyarakat untuk bersosialisasi dengan menghabiskan banyak tenaga pikiran, waktu dan bahkan materi.
Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan daerah pemilihan (dapil) Bali I Gusti Agung Rai Wirajaya, mengatakan sosialisasi yang begitu panjang dan melelahkan, hendaknya tidak dicederai oleh perilaku dan tindakan yang hanya akan menghancurkan proses demokrasi. Yang dimaksudnya itu adalah perilaku money politic. Rai Wirajaya mengingatkan, ancaman money politic itu cukup berat baik kepada yang memberi maupun yang menerima, sama-sama akan menanggung konsekuensi hukum yang tidak ringan.
“Jangan coba-coba melakukan money politic. Hukumannya berat,” tegas Rai Wirajaya, saat ditemui di Denpasar, Selasa (16/4).
Karena itu, politisi dari Peguyangan Denpasar Utara mengajak masyarakat untuk ikut aktif mengawasi proses demokrasi ini. Rai Wirajaya menyatakan, potensi korupsi terbuka lebar kalau ada caleg yang melakukan politik uang. Karena ketika dia terpilih tentu akan melakukan segala upaya untuk mengembalikan dana yang telah dikeluarkan.
“Kalau sampai ada caleg yang terbukti menggunakan money politic sudah dipastikan akan gugur. Kita berharap perilaku seperti itu tidak terjadi di Indonesia bahkan di Bali,” ujar Rai Wirajaya yang juga Caleg DPR RI dari PDI Perjuangan nomor urut 4 dapil Bali.
Rai Wirajaya menghimbau kepada masyarakat yang punya hak pilih agar datang ke TPS untuk menentukan pilihan politiknya.
“Gunakan hak pilih sesuai hati nurani, tanpa paksaan, dan terpenting mari ikut awasi jalannya pemilu termasuk saat pemungutan dan penghitungan suara di TPS,” pesannya mengingatkan.
Ditambahkan juga, apapun hasilnya dan siappun yang terpilih agar semua pihak menerima dengan lapang dada, dan terpenting tetap menjaga keamanan wilayah masing-masing.
“Yang terpilih, jangan sombong tapi rangkullah yang kalah. Yang kalah jangan kemudian melakukan tindakan yang justru akan memperkeruh suasana. Siapapun yang menang yang terpilih itu adalah pilihan rakyat. Suara rakyat adalah suara Tuhan, pemilih berdaulat negara kuat,” sebut politisi yang dikenal merakyat ini. (red)