Categories Ekonomi & Bisnis

Resmi Melantai di BEI, Blibli “BELI” Tawarkan Harga Perdana Rp.450 Per Saham

Jakarta (Penabali.com) – PT Global Digital Niaga Tbk (“Blibli” atau “Perseroan”; BEI: “BELI”), pelopor ekosistem perdagangan dan gaya hidup omnichannel di Indonesia yang berfokus pada konsumen dan institusi yang terhubung secara digital di seluruh Indonesia, Selasa (8/11/2022), resmi tercatat di papan utama perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham “BELI”, dengan menawarkan 100% saham baru (primary shares) kepada investor domestik dan qualified institutional buyer internasional melalui distribusi Reg S / 144A.

Penawaran Umum Saham Perdana (Initial Public Offering/IPO) Perseroan berhasil mencatatkan harga perdana mendekati batas atas rentang harga penawaran pada Rp.450 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO Blibli berhasil dimaksimalkan sepenuhnya hingga mencapai batas atas sebanyak 15,00% dari modal ditempatkan dan disetor setelah Penawaran Umum Saham Perdana, sehingga dapat menggalang dana IPO gross sekitar Rp.8 triliun (AS$513 juta1).

Penawaran Umum Saham Perdana ini mendapatkan dukungan dan minat yang kuat dari berbagai investor domestik dan internasional, yang terdiri dari sovereign wealth funds, long-only funds, multi-strategy funds, private awealth management, dan lainnya. Antusiasme investor berhasil mencatatkan tingkat kelebihan permintaan (oversubscription) yang mencapai 4,4 kali lipat pada Penjatahan Terpusat (pooling portion), sehingga menyebabkan peningkatan jumlah alokasi Penjatahan Terpusat dari 2,5% menjadi 5,0% dari keseluruhan jumlah penawaran.

CEO dan Co-Founder Blibli, Kusumo Martanto, menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh investor yang telah berpartisipasi, baik dari kalangan institusi maupun ritel (individu) atas kepercayaannya berinvestasi di Blibli.

“Hari ini merupakan awal dari tonggak sejarah baru dalam perjalanan Blibli. Dengan resmi melantai di BEI, kami semakin dekat menuju visi menjadi platform omnichannel perdagangan dan gaya hidup terdepan dan terpercaya bagi seluruh pelanggan, baik individu maupun institusi. Kami juga mengapresiasi seluruh pihak yang telah mendukung kami sejak hari pertama proses IPO, mulai dari para penjamin pelaksana dan penjamin emisi efek, lembaga dan profesi penunjang pasar modal, regulator, serta karyawan kami,” kata Kusumo.

Komisaris Utama Blibli, Martin Basuki Hartono, Komisaris Independen Blibli, Kusmayanto Kadiman dan Raden Pardede, CEO and Co-Founder Blibli, Kusumo Martanto, COO and Co-Founder Blibli, Lisa Widodo, Chief Corporate Secretary and Investor Relations Blibli, Eric Alamsjah Winarta, serta CEO tiket.com, George Hendrata. (foto: ist.)

Dengan total kapitalisasi pasar sebesar Rp.53,3 triliun (setara dengan AS$3,4 miliar1), Blibli merupakan satu-satunya internet-unicorn di kawasan Asia Pasifik yang melantai di pasar modal sejak bulan Mei 2022 dan merupakan internet-unicorn terbesar kedua di Asia Pasifik yang melakukan IPO sepanjang tahun 20222. Ini juga merupakan IPO terbesar kedua sepanjang tahun 2022 dan IPO terbesar kelima sepanjang sejarah di Indonesia.

Perseroan berhasil menyelesaikan IPO ditengah kondisi pasar saham yang bergejolak dan aksi jual yang luas di sektor teknologi. Komisaris Utama Blibli, Martin Basuki Hartono mengatakan aksi korporasi ini merupakan salah satu bentuk komitmen Blibli untuk terus berkontribusi terhadap perekonomian digital Indonesia.

“Dengan diperdagangkannya saham BELI di BEI, kami berharap akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap sektor teknologi di Indonesia, serta membawa efek positif terhadap perekonomian digital di dalam negeri,” tutur Martin.

Dana bersih himpunan IPO yang diperoleh Perseroan akan digunakan untuk pelunasan utang serta untuk modal kerja. Dalam IPO Blibli, Credit Suisse (Singapore) Limited dan Morgan Stanley Asia (Singapore) Pte bertindak sebagai Joint Global Coordinators (JGC), sedangkan PT BCA Sekuritas dan PT BRI Danareksa Sekuritas bertindak sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek (Joint Lead Underwriters/JLU).

PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, PT Morgan Stanley Sekuritas Indonesia, dan PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia bersama dengan sindikasi lainnnya bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek. (rls)