Badung (Penabali.com) – Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Universitas Udayana (RSPTN Udayana) di Provinsi Bali telah berhasil melakukan tindakan operasi penggantian sendi panggul (hemiarthroplasty bipolar) yang dipimpin dr. Komang Septian Sandiwidayat, M.Biomed., Sp.OT.
Pilihan terapi pada pasien dengan patah pangkal tulang paha (intertrochanter femur fracture) sangatlah beragam, mulai dari evaluasi hingga operasi yang terutama berupa tindakan operasi. Beragam teknik dapat digunakan untuk memperbaiki anatomi tulang sehingga terjadi penyembuhan tulang.
Salah satu teknik operasi yang digunakan untuk tatalaksana patah tulang pangkal paha (intertrochanter femur fracture) adalah penggantian sendi panggul atau hemiarthroplasty bipolar (HA Bipolar). Pada teknik tersebut, bagian leher (neck) dari tulang paha (femur) akan dipotong dan bagian kepala (head) dari tulang paha akan dilepas dan dibersihkan serta diganti dengan implant yang secara fungsi sama dengan tulang aslinya. Walapupun teknik ini dilakukan secara invasif sehingga bekas luka operasi akan tampak, di sisi lain, banyak peneliti yang mengatakan bahwa teknik ini bagus dan cepat dalam penyembuhan serta mobilisasinya.
Operasi hemiarthroplasty bipolar juga menggunakan alat dan implant khusus yang menyerupai anatomi neck femur, sehingga targetnya menyerupai tulang paha asli sehingga diharapkan dapat mengembalikan fungsi agar kembali normal. Pasien akan diposisikan miring (lateral decubitus) dan dalam pengaruh obat bius. Operator akan melakukan sayatan pada area paha dan dilakukan pemotongan neck femur dari greater trochanter dan lesser trochanter. Lalu dilakukan pemasangan implant dan dipasangkan ke acetabulum dan evaluasi kembali pasca pemasangan implant.
Durasi pengerjaan operasi HA Bipolar adalah sekitar 2-3 jam. Pasien akan dipasangkan drain pada area operasi selama 3-5 hari pasca operasi. Pada hari ke-3 diharapkan drain sudah dapat dilepas dan pada pasien dapat dilakukan rawat jalan. Meski proses penyembuhan memerlukan waktu lama, setelah operasi HA Bipolar pasien disarankan untuk menghindari aktivitas berat dan beristirahat serta menjaga higienitas khususnya area luka operasi. (rls)
Sumber: http://www.unud.ac.id