Pandemi covid-19 mengakibatkan melemahnya perekonomian di berbagai sektor, termasuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Berkurangnya permintaan dan daya beli masyarakat, mengancam keberlangsungan UMKM.
Namun ditengah kegalauan itu, pelaku UMKM ternyata terus memutar otak untuk kreatif dan inovatif mencari peluang menciptakan produk-produk baru yang sedang dibutuhkan saat ini.
UMKM ternyata mampu menangkap peluang itu. Ketika pandemi covid-19 melanda, kebutuhan masker non medis, hand sanitizer, dan desinfektan melonjak tajam. Celah inilah yang kemudian berhasil dimanfaatkan UMKM sehingga mereka dapat bernafas lebih panjang lagi ditengah melesunya perekonomian akibat dampak covid-19.
Membaca situasi tersebut, Sampoerna Untuk Indonesia mendukung para UMKM untuk bisa bertahan dengan memesan 20.000 masker non medis, 10.000 botol hand sanitizer, dan 10.000 kantong serut kepada UMKM dampingan Business & Export Development Organization (BEDO).
Didampingi para trainer BEDO, sekitar 300 UMKM mendapat pekerjaan untuk membuat masker kain, kantong masker, dan hand sanitizer. Masker kain dan kantong masker dibuat oleh UMKM yang tersebar di Pasuruan, Blora, Rembang, Jember dan Banyuwangi. Hand sanitizer dibuat oleh UMKM di Bali yang telah mendapatkan surat ijn dari Kemenkes, sehingga produk yang dihasilkan dijamin sesuai dengan standar kesehatan yang ditetapkan.
Masker, hand sanitizer, dan kantong masker atau paket APD ini akan dibagikan kepada 10.000 pekerja migran dan pekerja rumahan. Para pekerja migran dan pekerja rumahan ini juga menjadi salah satu yang merasakan pahitnya pandemi Covid-19. Puluhan ribu pekerja migran kembali ke Indonesia karena kontrak kerja mereka tidak dapat diperpanjang. Bantuan APD ini diberikan kepada para pekerja migran dan pekerja rumahan untuk membantu menambah perlengkapan pelindung diri mereka. Bantuan akan diserahkan Sampoerna Untuk Indonesia melalui Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia. (red)