Buleleng (Penabali.com) – Kabupaten Buleleng telah memulai Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) sejak awal Oktober lalu dengan Prokes yang ketat.
SMPN 1 Singaraja (Spensa) telah mempersiapkan segala Prokes agar kegiatan sekolah berjalan lancar. Salah satu Prokes yang diterapkan adalah diluncurkannya kartu pelajar elektronik. Kartu ini digunakan saat siswa memasuki kelas mereka untuk memulai kegiatan belajar. Sedangkan bagi guru menggunakan aplikasi PeduliLindungi.
Kepala SMPN 1 Singaraja, Dra. Ni Luh Karnadhi, menjelaskan Kartu Pelajar Elektronik diluncurkan sejak awal PTMT dibuka oleh pemerintah. Kartu ini sementara baru dimiliki kelas 7 saja.
”Untuk kelas 8 dan 9 masih dalam proses karena kemarin mereka libur,” ucapnya.
Karnadhi juga memaparkan, Kartu Pelajar Elektronik merupakan kartu pelajar yang pertama di Bali yang hanya dimiliki SMPN 1 Singaraja. Untuk fungsinya, kartu ini bisa di-scan di awal kedatangan siswa di sekolah yang didalamnya mendeteksi lewat QRbarcode. Disana akan di-scan tentang absen, suhu tubuh, dan lain lain.
SMPN 1 sejak awal telah melalukan upaya pendidikan digital. Terbukti sejak tahun 2015 mulai mencanangkan dan melakukan program e-learning yaitu sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Pada tahun 2017 hasil pembelajaran sudah bisa dikuasai semua guru.
Secara bertahap sekolah SMPN 1 Singaraja dalam Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) akan menuju sekolah digital.
”Jadi guru dan siswa sudah biasa mencari informasi dan diskusi melalui dunia maya dan tidak hanya berpatokan pada buku dan LKS,” ucap Karnadhi.
Ia juga menambahkan, pada tahun 2019 diluncurkan Buleleng Education Expo (BEE) oleh Sekda Buleleng, dan di tahun 2020 diluncurkan aplikasi pembelajaran Spensa Raja Edukasi Expo (SEE), dan di tahun 2021 Aplikasi Blended Learning dan Kartu Pelajar Elektronik ini.
”Jadi launchingnya pada saat pak Sekda lakukan peninjauan kesiapan PTMT beberapa hari lalu,” tutupnya. (rls)