Categories Denpasar Politik

Sayangkan Pernyataan Ketua Umum PSI, Togar Situmorang: Tidak Cerminkan Politikus Intelek

Denpasar (Penabali.com) – Praktisi hukum, Togar Situmorang, sangat menyayangkan pernyataan Ketua Umum PSI dalam HUT ke-7 partai tersebut di Ballroom Djakarta Theater, Jakarta. Presiden RI Joko Widodo didampingi Mensegneg Pratikno turut menghadiri perayaan HUT PSI itu.

Ketua Umum PSI itu menyatakan bahwa masa depan Indonesia suram apabila Presiden yang terpilih kedepan adalah sosok pembohong yang pernah dipecat dalam pemerintahan. Dan pernyataan tersebut banyak membuat publik yang sontak kaget karena dikatakan secara gamblang langsung depan publik yang hadir. Walau saat itu tanpa menyebut nama orang namun semua juga bisa menduga kepada siapa maksud perkataan ditujukan.

Ketua DPP PSI Isyana Bagoes Oka menegaskan bahwa pidato Ketum PSI pada saat HUT ke 7 tersebut tidak dimaksudkan kepada Anies, namun malah Isyana Bagoes mempersilahkan menafsirkan sendiri pernyataan Ketum PSI tersebut.

Togar Situmorang mengatakan pidato seperti itu mencerminkan bukan sebagai cara politikus intelektual dan tidak akademis dan membuktikan bahwa ketidaksanggupan partai tersebut menelorkan gagasan dan ide serta konsep partai menuju untuk mensejahterakan rakyat.

“Sehingga banyak pertanyaan apa ada kemampuan Ketum PSI tersebut dalam menjalankan roda partai dan sangat berbeda dengan era kepemimpinan Grace Natalie yang mempunyai reputasi sebagai tokoh yang sangat intelek serta sangat santun tanpa harus menyerang pribadi orang lain dalam setiap pidato dimuka umum apalagi konteks orang yang dikatakan pembohong tersebut secara sadar diucapkan dalam HUT ke-7 Partai PSI bisa dikatakan itu sangat kasar untuk diucapkan didepan umum dimana ada Kepala Negara Joko Widodo sehingga membuat gaduh menyebabkan muncul pro kontra dalam banyak pikiran publik terkait pidato atau malah mau cari muka didepan pemimpin hebat negeri kita pak Joko Widodo,” tutur Togar, Jumat (31/12/2021).

Advokat berdarah Batak kelahiran Jakarta ini sangat menyayangkan dan sudah sepatutnya tidak dinyatakan dengan umpatan secara kasar yang diduga tersimpan ketidak sukaan kepada seseorang yang dimana saat ini orang tersebut adalah seorang kepala daerah di Ibu Kota Jakarta sebagai gubernur aktif.

Gubernur DKI itu adalah jabatan politik dan terpilih melalui pemilihan sehingga masyarakat yang memilih Gubernur tersebut pasti merasa tidak suka dan berakibat akan sangat tidak menuai simpati.

Dalam komentar banyak masyarakat menilai Ketum PSI tersebut kekanak-kanakan dan belum dewasa berpolitik juga dianggap kurang tahu tata krama dan terlihat dengan cara tersebut tidak akan efektif dan bukan merupakan pola pikir seorang milenial anak muda yang selalu menonjolkan sisi positif dan membentuk atau membangun narasi tentang kejelekan orang lain.

“Dan banyak masyarakat terheran heran atas ucapan tersebut atas dasar apa dan untuk maksud apa dan kalo pembohong apa ada bukti dan hubungan hukum apa dengan Ketum PSI tersebut sehingga sampai menyatakan pembohong dimana ucapan tersebut sangat tidak pas mencuat saat HUT ke-7 partai PSI dihadiri oleh Presiden RI,” jelas Togar Situmorang yang digadang-gadang akan maju pada Pilgub DKI Jakarta tahun 2024 itu.

Togar Situmorang yang juga kader Partai Golkar sangat berharap para tokoh politik harus mencerminkan prilaku positif di masyarakat dengan cara menyampaikan narasi atau orasi juga pidato dengan kata yang intelektual dan sejuk di depan publik apalagi Kepala Negara Republik Indonesia Joko Widodo hadir saat itu tanpa harus menyerang pribadi tokoh lain tersebut dan lagi pula itu bukan mencerminkan anak muda zaman now bicara lantang namun ada etika dan tegas bicara tetap santun itu ciri semangat anak muda zaman now yang menjadi corong Demokrasi yang santun sejuk juga memberikan edukasi politik di masyarakat sebagai anak muda jaman now.

Togar Situmorang menilai apa yang dikatakan Ketum PSI di HUT ke-7 tersebut tudingan tanpa dasar dan sangat niat menjatuhkan orang lain apalagi menyatakan Indonesia akan suram apabila dipimpin oleh pemimpin periode setelah Joko Widodo seorang pembohong yang pernah dipecat Presiden Joko Widodo ini sangat tidak pas karena Anies Baswedan itu orang pintar cerdas dan seorang manusia ciptaan Tuhan dan tidak boleh ada satu manusia di dunia bisa menista atau menghina ciptaan Tuhan.

“Semoga ini tidak akan saling menjatuhkan dengan cara cara tuduhan keji seperti ini dan berharap Bangsa Indonesia sebagai bangsa besar tetap kokoh bersama sama dalam konstelasi politik demokrasi tahun 2024,” ucapnya.

Konstelasi politik 2024 masih jauh dan belum ada satu tokoh yang mau menyatakan secara terbuka ingin maju mendeklarasikan menjadi Presiden Indonesia hingga saat ini hanya seorang Giring yang sudah menyatakan akan maju sebagai Calon Presiden 2024.

Togar Situmorang, pemilik Law Firm Togar Situmorang mengatakan terlihat jelas mungkin saat ini Ketum PSI masih butuh panggung untuk menaikkan elektabilitas dan berharap partai PSI bisa lolos ke DPR di tahun 2024 mendatang. Namun diharapkan setiap ketua umum atau tokoh politik wajib mengedukasi masyarakat dengan melakukan kampanye yang positif sehingga membuat demokrasi Indonesia kuat tidak malah terpecah belah dengan umpatan nada kebencian dengan bahasa tidak beretika seperti kata pembohong dan mengatakan Indonesia akan suram ini jelas tidak bisa dibenarkan isu seperti ini didiamkan dan semoga bisa ada klarifikasi kepada yang Ketum PSI tersebut bermaksud apa sehingga bisa berulang mengatakan pembohong terjadi lagi dalam HUT ke-7 PSI walau Ketum PSI tidak menyebutkan nama seperti yang dilakukan sebelumnya di video dengan jelas kata pembohong tersebut ditujukan kepada Anies Baswedan yang saat ini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Togar Situmorang mengatakan demokrasi Indonesia bisa semakin kuat kalau elite partai melakukan pendidikan politik dengan cara kampanye diri dengan hal positif juga berprestasi dan masyarakat Indonesia tidak kembali terkotak-kotak dan memanas kembali karena konstelasi politik elektoral setiap lima tahun tersebut.

Manusia tempat kekurangan dan tidak ada manusia sempurna tanpa khilaf tanpa kekurangan sehingga jangan menuding orang lain sehingga lupa diri sendiri apa sudah lebih baik daripada orang yang dituding dalam video bernama Anies Baswedan dimana jelas orang tersebut mempunyai latar belakang seorang akademisi pendidik dan ilmuwan, seorang cucu tokoh besar dan merupakan seorang pejuang kemerdekaan bernama Abdurahman Baswedan dan sepupu Novel Baswedan, seorang anak dari Rasyid Baswedan dan Anies Baswedan pernah menjadi rektor termuda pada tahun 2007 diusia 38 tahun dan pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI dalam Kabinet Joko Widodo dan karier politik cemerlang saat didukung Partai Gerinda dan Partai Keadilan Sejahtera menjadi Gubernur DKI tahun 2017 lalu sampai saat ini.

Togar Situmorang berharap partai politik mencerminkan demokrasi yang santun tanpa menonjolkan sebagai partai anti Anies, hanya untuk mengejar elektabilitas tambahan suara dengan mengambil celuk kepada kelompok pro Joko Widodo dan anti Anies, menjadi pemantik adu domba dan merusak demokrasi untuk membangun sentimen demi popularitas untuk kepentingan Partai PSI dengan menggunakan nama besar Anies Baswedan agar mendapatkan imbas popularitas dan imbas politik.

Namun sangat disayangkan apa yang dilakukan Ketum PSI tersebut menunjukkan bahwa wawasan politik yang kurang tanpa intelektual dan memperlihatkan dalam HUT ke-7 tersebut partai tanpa gagasan dan ide yang ada adalah partai tersebut akan hancur tanpa reputasi karena dianggap sebagai partai penebar kebencian dan secara kolektif akan membuat publik tidak percaya partai tersebut sebagai partai segudang prestasi dan ide yang berisi anak muda cerdas santun tegas juga intelektual karena telah merusak reputasi politik juga konsolidasi publik hanya partai yang hanya mencari atau banyak orientasi mencari simpatisan tanpa mempertimbangkan kualitas dalam memperoleh simpatisan tersebut.

“PSI dalam hal memilih Ketum PSI saat ini berharap mendapatkan representatif anak muda dan membuktikan bahwa anak muda bisa berpolitik dan mampu menjaring suara anak muda namun ternyata strategi tersebut tidak efektif karena masih banyak hal lain yang belum dimiliki Ketum Partai PSI saat ini untuk membangun branding politik yang anti mainstream atau tidak serta ketidakmampuan membangun komunikasi politik yang baik,” tutup Togar Situmorang. (rls)