Categories Badung Pariwisata

SE 04/2021 Tentang Penggunaan Endek Bali, Ramia Adnyana: “Gerakkan ekonomi kerakyatan”

Penabali.com – Turunnya Surat Edaran (SE) Nomor 04 Tahun 2021 Tentang Penggunaan Kain Tenun Endek Bali/Kain Tenun Tradisional Bali, didukung salah satu praktisi pariwisata I Made Ramia Adnyana.

Menurutnya, hal itu akan menaikkan status kain tenun endek Bali tak hanya menjadi kebanggaan masyarakat Bali, namun juga dunia internasional. Apalagi perjuangan Gubernur Bali Wayan Koster yang berhasil memperjuangkan kain tenun endek Bali memperoleh Sertifikat Kekayaan Intelektual Komunal Ekspresi Budaya Tradisional dari Kementerian Hukum dan Ham RI, ditambah kerjasama Pemprov Bali dengan Rumah Model Christian Dior dalam penggunaan kain tenun endek Bali.

“Ini khan bagus buat perajin endek terutama UMKM endek karena mereka dapat akses pasar yang lebih luas,” kata Ramia Adnyana saat ditemui Jumat (19/02/2021) kemarin di Kuta, Badung.

Ia menambahkan, SE tersebut merupakan konsistensi keberpihakan Gubernur Koster terhadap produk budaya lokal masyarakat Bali. Terutama kepada produk budaya lokal dari Industri Kecil dan Menengah (IKM) dan UMKM masyarakat Bali.

“Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa kain tenun endek Bali merupakan warisan leluhur adiluhung,” ujar Ramia yang juga General Manajer Sovereign Bali.

Ramia pun mengusulkan agar kain tenun endak Bali ini tak hanya sebatas digunakan oleh para pimpinan instansi vertikal, pimpinan perguruan tinggi, bupati/walikota, pimpinan perangkat daerah, pimpinan BUMN dan BUMD, pimpinan perusahaan swasta, dan pimpinan organisasi/lembaga kemasyarakatan se-Bali pada setiap hari Selasa. Namun diperluas sasarannya bagi wisatawan baik domestik dan mancanegara sebagai buah tangan atau cenderamata.

“Dengan begitu ini bisa mengangkat sektor pariwisata kita dengan memberi peluang kepada masyarakat perajin tenun endek Bali menggerakkan ekonomi kerakyatan sejalan dengan ajaran Tri Sakti Bung Karno yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan,” jelasnya. (red)