Buleleng (Penabali.com) – Berdasarkan informasi dari BMKG Provinsi Bali, puncak curah hujan di Buleleng akan terjadi pada bulan Februari 2022 mendatang.
Terkait hal itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng menggelar rapat bersama Tim Penanganan Terpadu Bencana Buleleng, bertempag di Ruang Rapat Dinas Pertanian Buleleng, Kamis (14/10/2021). Rapat dilaksanakan guna melakukan langkah-langkah strategis pencegahan bencana di musim penghujan.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, menerangkan dalam rangka mencegah terjadinya potensi bencana di musim penghujan, seluruh pihak terkait diminta untuk memaparkan berbagai program kerjanya.
“Kami sudah petakan wilayah-wilayah di Buleleng yang memang rawan bencana untuk selanjutkan kami melakukan gerakan langsung ke lapangan. Seperti gotong-royong pembersihan aliran sungai, drainase, hingga pemotongan pohon,” jelasnya.
Kalak Ariadi mengakui SKPD terkait penanggulangan bencana sangat minim dalam penganggaran. Kondisi ini terjadi karena sebagian besar anggaran diprioritaskan untuk penanganan Covid-19. Terkait hal itu, sebelum terjadi bencana pihaknya melakukan kegiatan mitigasi bersama tim penanganan terpadu bencana.
“Setelah rapat ini kami akan lansung melakukan aksi di kelurahan, kalau perlu kita lakukan kegiatan gotong-royong swadaya. Sehingga nantinya dapat mengurangi kemungkinan besar dampak atau resiko saat terjadi bencana,” tegasnya.
Selain itu, pihaknya juga berharap masyarakat Buleleng tetap waspada dan turut serta berpartisipasi melakukan kegiatan mitigasi di wilayahnya masing-masing. Seperti halnya dengan senantiasa menjaga kebersihan lingkungan dan tidak melakukan hal-hal yang menyebabkan tanah longsor ketika nanti musim penghujan tiba. (rls)