Tingkat Literasi dan Inklusi Keuangan Daerah Bali saat ini sudah baik diatas rata-rata nasional. Meskipun tidak menggambarkan angka yang sebenarnya, karena survey yang dilaksanakan dalam memperoleh angka tersebut hanya pada beberapa kabupaten/kota. Sehingga kedepan perlu dilaksanakan survey yang lebih luas, atau setidak-tidaknya survey dilaksanakan pada kabupaten yang mewakili tingkat literasi dan inklusi keuangannya rendah.
Penegasan tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra, saat membuka Rapat Pleno Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPKAD) Tahun 2019, di Ruang Rapat Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali Nusra, Jumat (6/12/2019).
“Seperti disampaikan oleh Kepala OJK, angka tersebut tidak menggambarkan keadaan sebenarnya, karena survey hanya dilaksanakan di daerah perkotaan. Seperti diketahui akses keuangan dan tingkat literasi masyarakat perkotaan cukup bagus. Tetapi bagaimana dengan masyarakat pedesaan, akses keuangan dan tingkat literasinya tentu tidak sebesar masyarakat perkotaan. Oleh karena itu perlu diperluas, jika dilaksanakan di seluruh daerah di Bali tentu akan memberikan gambaran sebenarnya tentang akses keuangan dan tingkat inklusi masyarakat kita. Walaupun tidak di seluruh Bali, setidaknya ada daerah-daerah yang mewakili non perkotaan sehingga bisa mendekati keadaan sebenarnya,” ungkap Sekda Dewa Indra.
Namun demikian, Sekda Dewa Indra mengapresiasi capaian tersebut. Ia pun menyarankan agar tingkat literasi dan keuangan masyarakat Bali terus meningkat dan semakin baik.
“Kenapa itu harus kita tingkatkan, karena semua bermuara pada kesejahteraan masyarakat melalui pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi melalui apa, ya akses keuangan. Jadi jika akses keuangan, literasi inklusi keuangan kecil, akan menyebabkan pergerakan ekonomi kecil, pertumbuhan ekonomi pun kecil, sehingga kesejahteraan masyarakat yang kita harapkan tidak tercapai,” ucap pejabat asal Desa Pemaron, Buleleng ini.
Sekda Dewa Indra juga mengapresiasi langkah-langkah strategis yang dilaksanakan TPAKD, seperti dilauncingnya website KURBALI.COM yang bermanfaat bagi masyarakat yang ingin mengakses pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR), serta dilaksanakannya Gerakan Indonesia Menabung. Terkait penyaluran KUR, Dewa Indra berpesan tidak hanya berpatokan pada jumlah besaran KUR yang sudah disalurkan, tetapi juga tingkat pengaruh pemanfaatan KUR terhadap pertumbuhan ekonomi di Bali.
“Seberapa besar penyaluran KUR mempengaruhi kinerja UMKM dalam meningkatkan usahanya, berapa besar kontribusinya terhadap pertumbuhannya dari tahun ke tahun, jika tidak mengalami pertumbuhan maka penyaluran itu hanya angka. Produktif tapi tingkat produktifitasnya belum maksimal. Ini yang harus kita perhatikan terus,” pungkasnya.
Sementara itu Kepala OJK Regional 8 Bali Nusra Elyanus Pongsoda menjelaskan tingkat literasi daerah Bali sebesar 38,25% dan tingkat inklusi sekitar 92,90%. Angka tersebut didapatkan dari hasil survey pada tahun 2018, yang mengambil sampling 1 Kabupaten yakni Kabupaten Badung dan 1 Kotamadya yakni Kota Denpasar. Angka tersebut lebih tinggi dari tingkat literasi Nasional 38,23% dan inklusi nasional sebesar 38,78%. (red)