Denpasar (Penabali.com) – Universitas Udayana menggelar Seminar Nasional “Kebijakan Pariwisata dan Ketahanan Pangan”, Rabu (21/9/2022), bertempat di Ruang Nusantara, Gedung Agrokomplek, Kampus Unud Sudirman, Denpasar.
Seminar ini merupakan salah satu rangkaian peringatan Dies Natalis ke-60 Unud yang puncaknya akan dirayakan pada tanggal 29 September 2022.
Seminar dibuka Wakil Rektor Bidang Akademik Unud, Prof. I Gede Rai Maya Temaja, M.P., dan menghadirkan Gubernur Bali Wayan Koster sebagai pembicara utama/keynote speaker. Disamping itu, juga menghadirkan tiga narasumber lainnya, yaitu Dr. I Wayan Suardana, S.ST., M.Par., (Dosen Fakultas Pariwisata Unud), Prof. Dr. drh. I Wayan Teguh Wibawan, M.S., (Dosen FKH Institut Pertanian Bogor); dan Prof. Dr. Ida Bagus Wyasa Putra, S.H., M.Hum., (Dosen Fakultas Hukum Unud).
Gubernur Koster menyampaikan Provinsi Bali di bawah kepemimpinannya melakukan perbaikan, salah satunya adalah perbaikan di sektor pariwisata. Bali tidak memiliki kesiapan yang memadai untuk menjadi destinasi utama pariwisata berkelas dunia dan berdaya saing.
“Bali tidak memiliki produk by design yang jadi daya tarik pariwisata kelas dunia, dan infrastruktur yang paling tidak memadai,” ujarnya.
Oleh karena itu, Gubernur Koster gencar membangun infrastruktur. Pembangunan itu diantaranya penataan kawasan Besakih, pembangunan Shortcut Singaraja-Mengwi, Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi. Pembangunan tiga pelabuhan, yakni Pelabuhan Sampalan di Nusa Penida, Pelabuhan Bias Munjul di Nusa Ceningan, dan Pelabuhan Sanur. Berikutnya, pembangunan Marina Tourism Hub di Pelabuhan Benoa, dengan desain pembangunan Pelabuhan Benoa memakai dosen dari Program Studi Arsitektur Universitas Udayana.
Selain itu, saat ini tengah berjalan proyek pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali (PKB) di Gunaksa, Klungkung. PKB digadang-gadang menjadi daya tarik pariwisata baru. Gubernur juga membangun Turyapada Tower di Pegayaman, Buleleng. Selain sebagai solusi bagi Buleleng yang blank spot, tower terpadu multifungsi itu juga diproyeksikan sebagai daya tarik wisata baru di Bali. Pembangunan Turyapada Tower ini juga melibatkan dosen dari Fakultas Teknik Unud.
Ketahanan pangan atau kedaulatan pangan juga menjadi perhatiannya. Paling tidak untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok sehari-hari harus bisa terpenuhi dari hasil alam Bali yang tentunya diproduksi oleh petani, nelayan, perajin Bali dan diperdagangkan dan dibeli oleh masyarakat Bali itu sendiri. Untuk mendukung hal tersebut, sejumlah regulasi telah dikeluarkan untuk membenahi pariwisata Bali. Antara lain diterbitkannya Peraturan Gubernur tentang Tata Kelola Pariwisata Bali dan Perda Provinsi Bali tentang Standar Penyelenggaraan Kepariwisataan Budaya Bali.
Ketua Panitia Dies Natalis ke-60 Unud, Dr. Ir. I Gede Suarta, M.Si., menyampaikan seminar ini berlangsung secara hybrid, dan dihadiri sekitar 500 peserta secara daring dan luring. I Gede Suarta melaporkan, rangkaian kegiatan Dies Natalis sudah dilakukan dari Agustus lalu yang diawali dengan Napak Tilas Perjalanan Prabu Udayana. Kemudian kegiatan donor darah sebagai bentuk kepedulian pada sesama yang berhasil mengumpulkan sekitar 300 kantong darah.
Serangkaian perayaan Dies Natalis Unud ke-60, panitia juga melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di Nusa Penida bekerjasama dengan LPPM.
“Selanjutnya tanggal 24 September akan diadakan acara kekeluargaan dengan mengundang seluruh civitas akademika. Tanggal 29 sebagai merupakan puncak dies,” jelasnya.
Rektor Unud yang dalam kesempatan ini diwakili Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. Ir. I Gede Rai Maya Temaja, M.P., mengungkapkan sangat berbangga dan berbahagia atas kehadiran Gubernur Bali dalam Seminar Nasional “Kebijakan Pariwisata dan Ketahanan Pangan”. Tema ini sangat penting karena Pulau Bali sebagai tujuan pariwisata dan sektor ini memiliki kontribusi sangat besar terhadap perekonomian Bali.
“Sangat disayangkan dengan pandemi, Bali kembali ke titik nol. Pandemi memberikan dampak yang sangat besar,” ujarnya.
Prof. Rai mengapresiasi gerak cepat kebijakan Gubernur Bali dengan berbagai program solusi untuk memulihkan pariwisata dan ekonomi Bali. Ia melanjutkan, di masa pandemi, ketahanan pangan juga menjadi isu sentral pembangunan nasional. Ketahanan pangan merupakan salah satu sektor penentu stabilitas nasional. Hal ini menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.
“Semoga dengan seminar ini mampu memberi kontribusi kepada pemerintah dan masyarakat,” imbuhnya. (rls)