Singaraja (Penabali.com) – KONI Kabupaten Buleleng mulai menggelar tes fisik atau tes kecabangan tahap pertama untuk persiapan menghadapi Porprov Bali yang akan digelar November 2022.
Tes yang digelar di GOR Undiksha Kampus Jinengdalem, akan diikuti 742 atlet dari seluruh cabang olahraga selama tiga hari, mulai dari 18 – 20 Maret 2022. Jumlah atlet yang mengikuti tes tersebut sudah hasil dari rasionalisasi hingga 25 persen.
43 Pengurus Kabupaten Cabang Olahraga dibawah KONI Buleleng telah mengirimkan nama-nama atlet yang berhak mengikuti tes. Mereka yang ikut dalam tes ini sudah diseleksi berdasarkan potensi yang dimiliki oleh para atlet. Proses tes fisik ini secara teknis dilaksanakan oleh tim dari Ganesha Sport Center (GSC) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja.
Tes fisik tahap pertama ini belum menjadi penentu akhir atlet menuju laga Porprov Bali 2022 namun masih ada tahapan tes selanjutnya di tahun ini. Tes tahap kedua akan dilaksanaan Juli 2022 dan tes tahap 3 akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2022.
Ketua Umum KONI Kabupaten Buleleng, I Ketut Wiratmaja, menyampaikan sejatinya tes fisik hingga tahapan akhir nanti sangat penting sebagai acuan bagi KONI Kabupaten Buleleng untuk memilih dan memberangkatkan atlet yang akan mewakili Buleleng menuju Porprov Bali.
Untuk itulah, tes fisik menjadi bagian yang terukur untuk menentukan jumlah atlet serta potensi perolehan medali dalam laga nanti. Sesuai dengan tagline dari KONI Buleleng yang sangat memperhitungkan efektifitas dan efisiensi, yakni Small Is Gold, maka sekecil apapun jumlah kekuatan maka tujuan akhirnya harus mampu mendulang medali emas sebanyak-banyaknya.
“Namun tes awal ini bukan penentu jumlah atlet yang akan berangkat ke Porprov Bali nanti, tetapi untuk menjaga kualitas tes itu sendiri. Kita juga memperhitungkan kondisi fisik dari para petugas yang melakukan tes sehingga hasil tes ini betul-betul sesuai dengan target dan terukur,” ujar Wiratmaja, Selasa (15/3/2022).
Wiratmaja menambahkan pengurus kabupaten diberikan kewenangan untuk menunjuk dan mendaftarkan atletnya mengikuti tes fisik tersebut karena pengurus terbawah yang mengetahui secara detail mengenai potensi dan kekuatan atletnya.
“Pintu seleksi pertama itu di Pengkab olahraga, mereka pasti tahu potensi atletnya sehingga yang pantaslah yang berhak mengikuti tes fisik tahap awal ini. Jadi tidak ada lobi-lobian, kedekatan dan apapun namanya dan kita lakukan secara professional agar hasilnya nanti benar-benar menghasilkan prestasi dan medali,” tambah Wiratmaja.
Pria yang juga masih aktif sebagai wartawan di Radio Nuansa Giri ini juga mengingatkan agar pengurus kabupaten juga professional dalam menunjuuk atlet untuk mengikuti tes fisik dan tidak berdasarkan kedekatan, suka dan tidak suka ataupun faktor-faktor lain yang bisa menghambat raihan prestasi. (rls)