Categories Bali Denpasar

SMSI Bali Rayakan HUT ke-8, Perkuat Solidaritas dan Profesionalisme Jurnalis

Denpasar (Penabali.com) – Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Provinsi Bali merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-8 dengan sederhana di Sekretariat SMSI Bali, yang berlokasi di kompleks Gedung PWI Bali, Denpasar, pada Jumat (7/3/2025). Meskipun dirayakan secara sederhana, acara ini tetap memiliki makna mendalam sebagai bentuk penghargaan terhadap kontribusi jurnalis dalam organisasi tersebut.

Ketua SMSI Provinsi Bali, Emanuel Dewata Oja (Edo), menegaskan bahwa kesederhanaan perayaan tidak mengurangi semangat para anggota dalam menjalankan tugas jurnalistik. Ia juga menyoroti pentingnya menjaga profesionalisme serta menjunjung tinggi kode etik dalam profesi wartawan.

“Kita harus tetap menjaga marwah organisasi ini. Para ketua di tingkat kabupaten memiliki tanggung jawab untuk membina dan merangkul anggota, terutama yang masih memerlukan pemahaman lebih dalam mengenai kode etik jurnalistik,” ujar Edo.

Ia juga mengingatkan agar tidak ada anggota yang mencoreng nama baik SMSI. Jika terjadi permasalahan internal, Edo menekankan agar penyelesaiannya dilakukan secara kekeluargaan.

“Jika ada hal-hal yang kurang baik, selesaikan secara internal. Panggil, duduk bersama, dan bicarakan. Jangan sampai masalah ini keluar dan menjadi konsumsi publik,” tambahnya.

Sekretaris SMSI Provinsi Bali, I Gusti Ngurah Dibia, menambahkan bahwa peringatan ini menjadi ajang mempererat silaturahmi dan kebersamaan di antara anggota. Ia juga menyoroti momen berbuka puasa bersama bagi anggota Muslim yang turut menambah kedekatan antaranggota.

Perayaan HUT ke-8 SMSI Bali ini menjadi momentum refleksi bagi para anggotanya untuk terus menjaga integritas dan profesionalisme dalam dunia jurnalistik serta memperkuat solidaritas dalam organisasi.

Perkembangan teknologi terus membawa tantangan baru bagi industri media, termasuk bagi Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang kini genap berusia delapan tahun pada Jumat, 7 Maret 2025. Disrupsi tidak hanya sebatas transformasi digital, tetapi juga multidimensi, yang mempengaruhi bisnis, redaksi, jurnalisme, distribusi, dan pemasaran media.

Persaingan antarplatform media semakin ketat, baik antara perusahaan pers, media sosial, maupun raksasa teknologi global seperti Google dan Facebook. Fenomena pembajakan konten tanpa mengindahkan etika semakin marak, menciptakan ketidakjelasan dalam pembagian keuntungan antara pembuat dan distributor konten.

Selain itu, kecerdasan buatan (AI) turut berperan dalam mendaur ulang informasi dan mengolahnya menjadi karya jurnalistik. Namun, keakuratan informasi yang dihasilkan AI masih diragukan karena sering kali belum melalui proses verifikasi yang ketat. Hal ini menjadi tantangan besar bagi jurnalisme yang mengedepankan fakta dan data.

SMSI lahir sebagai respons terhadap disrupsi teknologi yang telah mengguncang industri media sejak delapan tahun lalu. Banyak perusahaan media yang tutup, wartawan kehilangan pekerjaan, dan industri pers harus beradaptasi dengan ekosistem digital. Dalam kondisi ini, SMSI hadir sebagai wadah bagi pengusaha media siber untuk terus berkembang.

Sejak berdiri pada 7 Maret 2017, SMSI telah berkembang menjadi organisasi pers nasional yang menaungi sekitar 2.700 pengusaha pers media siber. Pada 29 Mei 2020, SMSI resmi menjadi konstituen Dewan Pers, memperkuat eksistensinya di industri media.

SMSI berkomitmen untuk membangun jurnalisme berkualitas dengan memastikan setiap anggota tetap mengutamakan verifikasi dalam penyajian berita. Dalam era disrupsi ini, SMSI menempatkan diri sebagai perancang perubahan, bukan sekadar pengikut perkembangan teknologi.

Dalam Rakernas SMSI pada September 2020, organisasi ini menegaskan fokus program kerja yang mencakup pendataan dan verifikasi anggota, penguatan infrastruktur hingga tingkat kabupaten/kota, serta pembentukan newsroom nasional yang menghubungkan jaringan media siber di seluruh Indonesia. Salah satu langkah konkret adalah peluncuran siberindo.co, yang menjadi newsroom terbesar di Tanah Air pada 10 Oktober 2020.

Ke depan, SMSI terus memperluas jaringan dan membangun hubungan strategis dengan pemerintah, dunia usaha, serta komunitas pers internasional. Disrupsi teknologi tidak bisa dihindari, tetapi SMSI menegaskan bahwa jurnalisme yang berpegang pada etika dan profesionalisme tetap menjadi garda terdepan dalam menyajikan informasi yang akurat dan kredibel. (ika)