Categories Pendidikan

Stadium Generale FKH Unud Hadirkan 4 Narasumber, Dekan Prof. Suartha: Kasus AMR dan AMU Berbahaya

(Penabali.com) – Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana (FKH Unud) bekerja sama dengan Food and Agriculture Organization (FAO), Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan Republik Indonesia dan Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan Seluruh Indonesia (AFKHI) menyelenggarakan Stadium Generale “Materi Pengayaan Kontrol Penyakit Zoonosis, Penyakit Infeksi Baru dan Terbarukan, Kesehatan Unggas, Anti-Microbial Resistance (AMR)/Anti-Microbial Usage (AMU) dengan Pendekatan One Health”, Sabtu (19/03/2022), secara daring mengunakan Cisco Webex Meeting.

Kegiatan ini diikuti para mahasiswa Sarjana Kedokteran Hewan, Pendidikan Profesi Dokter Hewan dan para dosen di lingkungan Fakultas Kedokteran Hewan Seluruh Indonesia.

Kegiatan Stadium Generale ini menghadirkan 4 narasumber yaitu Direktur Kesehatan Hewan Republik Indonesia, Dr. drh. Nuryani Zainudin, M.Si., Country Team Leader Emergency Center Transboundary Animal Diseases (ECTAD) Indonesia Dr. Luuk Schooman, Kepala Departement Farmakologi Universitas Gadjah Mada, Dr. drh. Agustina Dwi Wijayanti, M.P., dan Ketua Udayana One Health Collaboration Center, Dr. dr. Ni Nyoman Sri Budayanti, Sp.MK(K).

Dekan FKH Unud, Prof. Dr. drh. I Nyoman Suartha, M.Si., dalam sambutannya menyampaikan stadium generale ini sangat penting karena bahaya AMR dan AMU di masyarakat dan kasus ini merupakan hal yang sedang trend di masyarakat. Sehingga perlu upgrade untuk dosen dan untuk disebarkan kepada masyarakat khususnya mahaiswa.

Prof. Suartha juga menyampaikan terima kasih kepada FAO dan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan atas kerja samanya sehingga kegiatan ini dapat terlaksana.

FAO Country Leader ETAC Indonesia Dr. Luuk Schooman, menyampaikan FKH merupakan institusi pendidikan tinggi yang menghasilkan para dokter hewan baru. Para dokter hewan baru ini merupakan generasi penerus yang akan bekerja menangani kesehatan hewan tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia.

“Dalam menyukseskan program One Health ini diperlukan SDM yang berkualitas,” sebutnya.

Selain itu, juga disampaikan bahwa FAO ECTAD dan Dirkeswan bekerja sama dengan AFKHI dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan awarnese mengenai isu global seperti Emerging infectious diseases, Zoonosis, Anti-microbial resistance (AMR), Anti-Microbial Usage (AMU), dan One Health dengan cara memasukkan kedalam kurikulum yang ada.

Acara ini dibuka Direktur Kesehatan Hewan Republik Indonesia, Dr. drh. Nuryani Zainudin, M.Si. Dalam sambutan pembukaannya, Dr. Nuryani mengatakan kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan AFKHI seluruh Indonesia. Saat ini terdapat 6 isu kesehatan global yang urgent saat ini. Masyarakat saat ini masih mengalami kesulitan akses kesehatan tidak hanya kesehatan manusia tetapi juga kesehatan hewan sehingga peran kesehatan hewan memegang penting didalam mendukung kesehatan global. Ditekankan juga kesehatan hewan ini bisa berkontribusi didalam mencegah, mendeteksi dan merespon ancaman pandemi selanjutnya dan bagaimana peran kesehatan hewan dalam jaminan kesehatan dan keamanan pangan. Sehingga peningkatan kapasistas dan kompetensi dokter hewan dirasa sangat penting. Untuk memastikan bahwa bidang kesehatan hewan dapat melaksanakan perannya untuk kesehatan manusia dan kesehatan global.

FKH Unud menggelar Stadium Generale One Health. (foto: ist.)

Penyampaian materi pertama oleh Dr. drh. Nuryani Zainudin, M.Si., dengan topik “Peran Dokter Hewan: Siskeswanas, Pencapaian SDG’s dan Implementasi One Health” yang dimoderatori drh. I Wayan Masa Tenaya, M.Phil., Ph.D. Dr. Nuryani menyampaikan mengenai Isu kesehatan global adalah hal utama dari fokus One Health.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan telah membuat sebuah system pelaporan nasional (siskeswannas) yang terintegrasi sehingga penyakit hewan dapat diporkan dan ditindaklanjuti bersama. Sehingga kedepannya sektor kesehatan hewan dapat mencapai tujuan pembangunan global yang berkelanjutan isu kesediaan pangan hewani, serta disampaikan pula bahwa dibutuhkan kerja sama multi disiplin ilmu agar One Health dapat diwujudkan.

Topik kedua diisi Dr. Luuk Schooman dengan judul materi “Peran FAO dalam Transboudary Animal Disease, EID, Zoonoses, AMR, Dengan pendekatan One Health untuk mencapai SDGS. Dr. Luuk menyapaikan, bahwa One Health merupakan integrasi kerja sama dalam menjaga keseimbangan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.

FAO memiliki program One Health Global Plan for Action (OH-GPA) yang terdiri dari 1. Penguatan system One Health, 2. EID epidemic dan pandemic zoonosis, 3. Penyakit Zoonosis yang terabaikan. 4. Bahaya keamanan pangan, 5. Resistensi Antimikroba, 6. Lingkungan dan Kesehatan.

Selanjutnya disampaikan mengenai Emerging Infectious Diseases (EID) atau penyakit baru, kejadian EID meningkat secara signifikan seiring waktu dan lebih dari 60% kejadian penyakit baru berasal dari hewan, dan sebanyak 70% dari kejadian tersebut berasal dari satwa liar seperti kelelawar, rodensia, dan Non-Human Primates. Lebih lanjut Dr. Luuk menyampaikan tantangan yang dihadapi dalam Implementasi One Health.

Di akhir penyampaian materinya, Dr. Luuk memberikan pandangan mengenai rekomendasi yang dapat dilaksanakan dalam menyukseskan program ini.

Pemaparan materi pada sesi kedua dimoderatori drh. Kadek Karang Agustina, MP. Penyampaian materi mengenai “AMR/AMU dan kaitannya dengan Poultry Health” disampaikan oleh Dr. drh, Agustina Dwi Wijayanti MP. Dr. Wijayanti menyampaikan AMR terjadi seiring dengan ditemukannya anti mikroba baru. Kejadian AMR terjadi lebih cepat dibandingkan penemuan antibiotik. Sehingga merupakan masalah serius dewasa ini, serta AMR lebih sering terjadi pada tingkat populasi. Di akhir penyampaian materi Dr. Agustina menyampaikan upaya pengendalian dapat dilakukan dengan pemberian antimikroba dalam pakan secara populatif, bukan individual.

Penyampaian materi terakhir dari Dr. dr. Ni Nyoman Sri Budayanti, Sp.MK(K). dengan judul “One Health, Zoonosis, Emerging dan Re-Emerging Diseases”. Dr. Sri selaku Ketua Udayana One Health Collaborating Center menyampaikan mengenai penyakit-penyakit Zoonosis, Emering dan Re-emerging diseases yang masih sering ditemukan hingga saat ini serta pentingnya konsep One Health dalam rangka menangulanginya. Lebih lanjut Dr. Sri menekankan perlunya kerja sama antar sektor dalam memecahkan isu-isu global saat ini. Diharapkan kerja sama multi sektoral ini semakin berkembang dengan baik kedepannya. (rls)

Sumber: https://www.unud.ac.id/in/berita-fakultas711-Fakultas-Kedokteran-Hewan-Universitas-Udayana-Bekerja-Sama-dengan-FAO-Dan-Dirjen-Peternakan-Dan-Kesehatan-Hewan-Menyelenggarakan-Stadium-Generale-One-Health-Dalam-Rangka-Peningkatan-Pengetahuan-Mengenai-Peran-Dokter-Hewan-Dalam-Menangani-Isu-Global-D.html