Talkshow “Cinematography to Save The Earth”, Fikom Dwijendra Ajak Bikin Film sekaligus Menjaga Lingkungan

Seiring dengan gencarnya kampanye di Bali tentang menjaga lingkungan lewat pengurangan penggunaan plastik yang merujuk pada Peraturan Gubernur (Pergub) No. 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Plastik Sekali Pakai, Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Dwijendra, Denpasar kembali menggelar sebuah event sebagai salah satu praktek dalam menempuh mata kuliah Manajemen Krisis dan Event di bidang Public Relation yang dibimbing Anak Agung Ayu Mirah Krisnawati, S.Sos., M.I.Kom., sebagai dosen pengampu di semester VI.

Fiktiv 1.6 menjadi sebuah acara dan wadah untuk memperkenalkan dunia perfilman bagi masyarakat di Bali. Pada acara kali ini, tema yang diusung adalah “Cinematography To Save The Earth”. Tujuannya, agar masyarakat diajak berkarya lewat perfilman, namun tetap bisa sambil menjaga lingkungan.

Rektor Universitas Dwijendra Dr. Ir. Gede Sedana, MSc., MMA., mengatakan agenda macam ini sangat bagus bagi generasi muda dalam menumbuhkan kreativitas mereka dalam bentuk cinemagraphy, lantaran ini akan menjadi suatu cara dalam menunjukkan gagasan, ide yang terkait dengan lingkungan hidup.

“Kreasi model ini akan bisa cepat diterima dan dipahami masyarakat karena dibuat tidak hanya dalam bentuk wacana saja, tapi melalui aksi nyata,” ujar Rektor Sedana di Aula Sadhu Gocara, Universitas Dwijendra, Denpasar, Jumat (14/6).

Dengan adanya media yang mudah dipahami, harapannya masyarakat dimanapun sadar akan lingkungannya, hanya saja dalam penyampaiannya dalam bentuk cinematography.

“Meskipun kegiatan ini leading sektornya ada di fikom, tapi diikuti oleh seluruh fakultas, bahkan siswa SMA pun hadir dalam kegiatan ini,” sebutnya.

Di tempat yang sama, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dwijendra, Drs. I Wayan Kotaniartha, SH., MH., M.I.Kom., juga memyampaikan, melalui kegiatan macam ini harapannya mahasiswa bisa mandiri, karena nantinya setelah mereka lulus maka dia harus punya ketrampilan bisa mengorganise suatu acara secara mandiri.

“Kita di fakultas tidak banyak ikut campur, hanya memberikan dukungan saja,” ujarnya.

Merekalah yang merencanakan sendiri, meng-creat sendiri serta mencari sponsorship, mengeksekusi dan mengevaluasi, jadi betul-betul mandiri.

“Kita juga berharap kelak mahasiswa memiliki soft skill, jadi ketika mereka lulus ada ilmu tambahan ilmu lagi serta mampu bersaing dengan lulusan yang lain,” katanya.

Dengan dilibatkannya berbagai pihak seperti komunitas film, pecinta photography, SMA seluruh Bali, mahasiswa serta yang lainnya. Ia juga menginginkan melalui kegiatan ini ada nilai promotifnya bagi Fakultas Ilmu Komunikasi Dwijendra, sehingga lebih dikenal luas oleh publik.

Ketua Panitia Fiktiv 1.6, Gede Ketut Wira Sanjaya menerangkan, acara ini untuk memberikan edukasi kepada peserta tentang bagaimana cara membuat film yang baik dan benar, meningkatkan kreatifitas peserta dalam menciptakan sebuah film, dan meningkatkan semangat anak muda untuk mencintai lingkungan dan peduli terhadap lingkungan sekitar.

Pada acara Fiktiv 1.6 menghadirkan Erick Est, salah satu sineas di Bali yang berkompeten untuk memberikan ilmu dan pengalaman mengenai dunia perfilman. Selain itu, juga ada Robi Navicula (musisi sekaligus aktivis lingkungan), Guntur Pratama (Stand Up Comedy Bali) serta Ita Aggresia sebagai moderator yang membuat talkshow ini menjadi semakin menarik. (red)