Pada tahun 2020, Bali menargetkan kunjungan 7 juta wisatawan mancanegara.
“Target ini bukanlah angka yang mustahil, namun upaya untuk mencapai target ini memerlukan kerja keras dan strategi yang tepat,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, Rabu (15/01/2020), disela acara pertemuan promosi pariwisata Bali dan sosialisasi BaliCEB (Bali Convention & Exhibition Bureau) kerjasama antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali dengan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali dan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Provinsi Bali, bertempat di Ruang Tirta Empul Gedung Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Denpasar.
Turut hadir juga Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa, Ketua GIPI Bali IB Agung Partha Adnyana, Ketua Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Provinsi Bali yang juga anggota DPRD Badung IGAA Inda Trimafo Yudha, Kelompok Ahli Pembangunan Provinsi Bali Bidang Pariwisata I Ketut Jaman serta stakeholder terkait. Sedangkan pembicara hadir dari The Body Shop Indonesia, Susi Hutomo, dengan makalah Sustainable Roadmap for Bali, GIPI/BTB Media Team oleh Chris Burns, dan BaliCEB Development Plan oleh Levie Lantu.
Trisno menambahkan, upaya mencari peluang tambahan wisatawan mancanegara dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan menerapkan strategi special interst tourism, health tourism, sport tourism, retirement tourism dan lain sebagainya. Peranan media di era digital saat ini dalam mempromosikan suatu daerah, juga punya peranan sangat besar.
“Upaya mencapai 7 juta wisman di tahun 2020 bukanlah suatu yang mudah, tapi memerlukan kerja keras dan kolaborasi diantara kita. Kita harus membentuk tim yang bagus untuk mencapai target tersebut,” ungkap Trisno.
Ia optimis Bali bisa mencapai target 7 juta kunjungan wisatawan mancanegara di tahun 2020. Mengingat Bali memiliki keunikan di bidang adat, agama, tradisi, seni dan budaya sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara maupun juga domestik. Meski demikian, kata Trisno, nilai-nilai seni dan budaya ini harus tetap dijaga dan dipelihara atau bahkan dikembangkan jangan sampai menurun kualitasnya. Pemeliharaan nilai seni dan budaya ditujukan bukan sekedar untuk meningkatkan daya tarik terhadap wisatawan mancanegara, tetapi lebih dari itu, untuk menjaga kelestarian seni budaya itu sendiri. Trisno menegaskan, dengan seni dan budaya yang lestari, Bali akan tetap menjadi Bali.
“Pada tahun 2019 kinerja pariwisata sedikit tertahan, tercermin oleh melambatnya perkembangan kunjungan wisman. Jumlah wisman ke Bali sampai dengan akhir tahun diperkirakan mencapai 6,3 juta wisman. Artinya terjadi peningkatan sekitar 200 ribu Wisman dibanding tahun 2018 yang mencapai 6,1 juta wisman. Ini cukup membanggakan ditengah banyak tantangan yang dihadapi, namun Bali masih mampu menarik perhatian turis untuk datang kesini,” jelasnya.
Sementara itu Ketua GIPI Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengatakan pelaku pariwisata di Bali bersama stakeholders pariwisata di Bali terus bergerak melakukan upaya untuk mempertahankan pariwisata Bali di mata internasional menjaga keindahan dan pelestarian seni budayanya. Hal senada juga disampaikan Kadisparda Bali Putu Astawa. Ia mengatakan kenaikan kunjungan kunjungan wisman ke Bali di tahun 2019 telah membuktikan Bali masih diminati turis dari luar negeri. (red)