Buleleng (Penabali.com) – Penanganan inflasi di Indonesia menjadi perhatian serius dari pemerintah, begitu juga Pemerintah Kabupaten Buleleng yang gencar melakukan pencegahan inflasi dengan menyiapkan ketersediaan dari komoditas yang menjadi indikator inflasi, mengingat Kabupaten Buleleng menjadi salah satu barometer pengendalian inflasi di Bali.
Salah satu upaya yang dilakukan yaitu melalui penandatangan kerjasama Perumda Pasar Argha Nayottama dilakukan Direktur Utama (Dirut) Perumda Pasar Argha Nayottama Made Agus Yudiarsana dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Turi Putih, Kabupaten Banyuwangi yang difasilitasi Bank Indonesia pada kegiatan Kickoff Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang juga dihadiri Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Buleleng, Ni Made Rousmini.
Dirut Perumda Pasar Argha Nayottama, Made Agus Yudiarsana, menyebutkan kerjasama yang dilakukan antara Pemkab Buleleng dan Pemkab Banyuwangi ini sebagai upaya untuk menjaga harga komoditas utama cabai di pasar agar tetap terkendali, disamping karena kondisi panen dari petani cabai di Singaraja yang berkurang diakibatkan cuaca ekstrim.
Adapun dalam penandatanganan tersebut membawa keuntungan bagi Pemkab Buleleng berupa pasokan cabai yang mencapai 300 kg dengan harga 64 ribu/kg selanjutnya akan dijual di pedagang dengan harga 65 ribu/kg.
“Tentunya kerja sama ini akan tergantung juga dengan berbagai faktor, namun adanya MoU ini akan memastikan tetap tersedianya pasokan cabai dari Banyuwangi,” terangnya.
Dirut Yudhi menambahkan jika pasokan ini nantinya akan diperuntukkan terlebih dahulu di dua pasar besar di Singaraja yaitu Pasar Anyar dan Pasar Banyuasri.
Dirinya berharap jika sinergi ini akan terus berlanjut dan mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Buleleng sehingga inflasi dapat terkendali.
“Karena kalau perumda sendiri yang bergerak tidak akan bisa untuk mencapai kerjasama antar daerah ini oleh sebab itu kita akan terus bersinergi dengan Pemkab Buleleng dalam penanangan inflasi,” tutupnya. (rls)