(Puspen TNI). Usai melaksanakan tugas pengibaran bendera Merah Putih pada upacara peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74 di Istana Merdeka pada hari Sabtu 17 Agustus 2019 lalu, sebanyak 68 Purna Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) diterima Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P., di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (20/8/2019).
Dihadapan 68 Purna Paskibraka 2019, Panglima Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyampaikan rasa bangga melihat generasi-generasi penerus bangsa yang memancarkan semangat, motivasi dan antusiasme yang tinggi.
“Hal ini meningkatkan keyakinan saya bahwa kalian akan mampu meneruskan estafet perjuangan dan kepemimpinan bangsa di masa mendatang dalam rangka mengisi kemerdekaan dengan pembangunan nasional guna mewujudkan cita-cita luhur bangsa,” ujar Panglima.
“Kalian patut berbangga hati dan bersyukur terpilih menjadi Paskibraka tahun 2019, menjalani tempaan latihan yang berat dan melelahkan, serta berhasil melaksanakan tugas dengan baik. Tidak setiap pemuda/pemudi Indonesia beruntung seperti kalian dan memperoleh kesempatan yang sangat membanggakan tersebut,” imbuhnya.
Kepada para Purna Paskibraka 2019, Panglima TNI mengatakan pelatihan semi-militer dalam hal kepemimpinan, disiplin, kesadaran untuk mampu bekerjasama, menanggalkan segala egoisme, serta keteraturan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang telah didapatkan merupakan modal dan bekal pribadi untuk menjadi pribadi-pribadi yang berkarakter.
“Saat nanti berada di medan pekerjaan masing-masing, adik-adik tetap membawa prinsip-prinsip yang sudah tertanam selama proses pelatihan. Keberhasilan menjalankan tugas mengibarkan Sang Merah Putih di Istana Merdeka merupakan batu loncatan untuk pencapaian-pencapaian yang lebih hebat suatu saat nanti,” kata Panglima TNI.
Disisi lain, Panglima TNI mengingatkan di era revolusi industri 4.0. yang ditandai dengan inovasi disruptif, menunjukan kemajuan teknologi digital, analisis data, dan computing power jauh berbeda dengan tatanan yang lama. Namun dibalik kemajuan tadi ternyata terdapat paradoks, kenyataan merugikan yang tidak dapat dihindari sebagai sisi negatif dari kemajuan yang kita capai.
“Paradoks yang paling utama saat ini adalah ancaman siber (cyber threats), ancaman biologi (biology threats), dan ancaman kesenjangan (inequality threats). Salah satu contoh paradoks kemajuan teknologi adalah saat kesenjangan pemahaman, kesenjangan bermedia sosial bersinggungan dengan upaya pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab untuk memprovokasi dan mengadu domba,” jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, Panglima TNI menyampaikan upacan terima kasih kepada para pengasuh dan pelatih baik dari TNI-Polri maupun Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Berkat bimbingan Bapak dan Ibu sekalian, 68 pemuda-pemudi terbaik bangsa ini telah tampil memukau seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote. Mereka bangga melihat putra-putri terbaik bangsa tampil di Istana Merdeka,” ungkapnya.
Sebelum mengakhiri pengarahannya, Panglima TNI berpesan kepada para Purna Paskibraka untuk selalu siapkan diri sebaik mungkin dalam menyongsong masa depan yang penuh dengan peluang sekaligus tantangan.
“Tempalah diri sebagai bekal berkiprah dalam ladang pengabdian yang lebih luas, demi kejayaan bangsa dan negara Indonesia,” tegas Panglima. (red)