Badung (Penabali.com) – Program KUBE dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Sosial RI, mendapat sambutan hangat dari berbagai elemen masyarakat, termasuk juga didalamnya warga Desa Munggu. Salah satu KUBE yang masih aktif dan juga sebagai mitra masyarakat dalam program pengabdian kepada masyarakat ini adalah KUBE Manik Asta Gina.
KUBE Manik Asta Gina mulai aktif beroperasi mulai 10 Januari 2019, diketuai Ni Ketut Ayu Manik Suastini yang beralamat di Jalan Raya Munggu, Banjar Perempatan, Mengwi, Badung. KUBE ini berfokus pada usaha jajan tradisional.
Program kemitraan masyarakat ini merupakan kelanjutan dari program sebelumnya yang khusus membahas berbagai permasalahan yang menimpa pada mitra yakni kurangnya daya beli mitra dalam membeli peralatan berakibat pada rendahnya kegiatan produksi, mitra belum memiliki pemahaman terkait dengan akuntansi baik dalam menentukan harga jual maupun cara mencatat transaksi serta mitra masih menggunakan sistem pemasaran dari mulut ke mulut. Adapun dalam kegiatan sekarang ditemukan permasalahan bahwa mitra masih mengelola keuangan menggunakan pencatatan dengan paper base.
Hal ini lantas memotivasi Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Warmadewa (Unwar) untuk hadir kembali menyelenggarakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan tema “Pelatihan Pengelolaan Keuangan melalui aplikasi “Buka Warung” pada KUBE Manik Asta Gina di Desa Munggu, Badung”.

Puncak kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 28 Mei 2022. Tim Pengabdian Masyarakat beranggotakan Dosen FEB Unwar yang diketuai Anak Agung Ayu Erna Trisnadewi, S.E., M.Si., beserta Anak Agung Sri Purnami, S.E., M.Si., dan Drs. I Gusti Lanang Putra, M.M., sebagai anggota yang didampingi 2 orang mahasiswa.
Trisnadewi menyampaikan bahwa KUBE merupakan program unggulan yang dicanangkan Kementerian Sosial dalam rangka mengentaskan kemiskinan. Hal ini merujuk pada Permensos 2 Tahun 2019 tentang Bantuan Sosial Usaha Ekonomi Produktif (UEP), bahwa KUBE sebagai upaya penguatan kapasitas masyarakat miskin dalam rangka menaikkan pendapatan serta kemampuan untuk berusaha sehingga nantinya kebutuhannya mampu dipenuhi secara mandiri.
Untuk mengatasi permasalahan yang menimpa pada KUBE Manik Asta Gina, Tim PKM Unwar mengungkapkan bahwa pelatihan pengelolaan keuangan melalui aplikasi “Buku Warung” menjadi solusi yang tepat dalam menghadapi masalah mitra. Ketika mitra masih menggunakan pengelolaan keuangan dengan model paperbase atau manual, dtemukan kondisi terjadinya risiko kehilangan data.
“Sistem pembukuan konvensional memiliki resiko hilang atau rusak yang lebih besar. Laporan keuangan yang penting tidak sengaja terbuang, terkena tumpahan minuman adalah contoh kecil resiko tapi memiliki dampak yang besar bagi usaha,” jelas Trisnadewi.

Ia menambahkan, resiko kehilangan data dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang tidak tepat. Selain itu, penggunaan paperbase atau manual sistem dalam mencatat transaksi keuangan mitra, dapat menyebabkan terjadinya risiko rendahnya pengawasan dalam arus keuangan mitra dan mengalami kesulitan untuk monitoring keuangan usaha.
Selain memberikan penyuluan dan pelatihan pembukuan sederhana UMKM, Tim PKM Unwar juga memberikan penyuluhan tentang promosi usaha dengan menempel stiker usaha di dalam kemasan produk. Program promosi dengan penempelan stiker usaha pada kemasan produk mendapat sambutan hangat dari mitra, mengingat promosi dengan model begini sifatnya sederhana, dengan harapan nama mitra menjadi lebih dikenal. Program promosi lewat penempelan stiker usaha, dapat dengan mudahnya mengingat nama toko dan juga nomor telepon, sehingga lebih mudah untuk melakukan pemesanan.
Kegiatan PKM ini diakhiri dengan memberi bantuan berupa peralatan untuk mendukung kegiatan operasional. Bantuan ini diserahkan Ketua Tim PKM kepada Ketua KUBE Manik Asta Gina.
“Semoga dengan pemberian bantuan ini dapat meningkatkan produktivitas hasil produksi jajan tradisiional,” harap Trisnadewi. (rls)