Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-41 tahun 2019 kini telah memasuki hari ke-24 tanggal 8 Juli 2019. PKB akan ditutup Sabtu (13/7) mendatang.
Gubernur Bali Wayan Koster menyatakan, seni budaya merupakan roh pariwisata Bali, dan mayoritas masyarakatnya menggantungkan sumber penghidupan dari sektor ini. Maka itu menghadapi tantangan kemajuan modernisasi kekinian, masyarakat justru harus makin kuat mencintai seni budaya warisan leluhur, dengan cara tetap melestarikan, mengembangkan dan mengaktualisasi dalam kehidupan sehari-hari.
“Ditengah derasnya modernisasi yang penuh dinamika, kita para generasi muda dan masyarakat harus terus membangun, memelihara dan mencintai seni dengan segala pesan yang terkandung didalamnya. Agar Bali ini tetap bisa eksis dan lebih maju dalam menghadapi arus globalisasi ke depan. Kita terus bangun kesejahteraan masyarakat melalui visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, menuju Bali era Baru,” jelas Gubernur Koster seusai menyaksikan pementasan Tari Mekepung garapan Sanggar Suar Agung Jembrana, di Gedung Kriya, Art Centre, Denpasar, Minggu (7/7) malam kemarin.
Gubernur Koster juga mengharapkan keterlibatan masyarakat untuk ikut aktif memberikan evaluasi berupa kritik dan saran yang konstruktif sebagai bahan koreksi guna pembenahan keberlangsungan pelaksanaan PKB dari segi subtansi maupun tata cara pelaksanaan agar semakin berkualitas.
“Penyelenggaraan PKB kali ini merupakan yang pertama di era kepemimpinan saya bersama pasangan Wagub Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, mohon dikritisi, yang baik katakan baik, yang kurang katakan kurang, agar pelaksanaan PKB Tahun depan bisa kita tingkatkan lagi kualitasnya,” ujar Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali itu.
Pada pementasan Tari Mekepung garapan Sanggar Suar Agung Jembrana, di Gedung Kriya, Art Centre, Denpasar, istri Gubernur Koster, Ny. Putri Suastini Koster juga ikut menari.
Ny. Putri Suastini Koster semasa gadis memang dikenal sebagai seniman profesional multitalenta. Ia pada tahun 1984 pernah tampil dalam pementasan yang sama, sehingga bisa dibilang cukup senior dari sebagian seniman tari yang tampil pada malam itu.
Tari Mekepung yang dibawakan Ny. Putri Suastini Koster menceritakan tentang sekawanan kerbau yang harus menunggu makanan pemberian dari si pengembala. Lantas, setiap kata yang diucapkan si penggembala itupun menjelma sebagai suatu perintah yang harus dilaksanakan bagi kawanan kerbau tersebut. Tarian ini diciptakan maestro Jegog asal Jembrana I Ketut Suentra pada tahun 1984. (red)