Klungkung (Penabali.com) – Sampai bulan Mei 2022, secara konsisten sudah sebanyak 113 kali TNI menghadirkan program pro rakyat berupa TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD).
Kehadiran program yang digelar setiap tahunnya ini dirasakan cukup membawa dampak untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan dan pulau terluar.
Sesuai Undang-Undang Nomor 34 tahun 2004 tentang TNI, pasal 7 ayat (2) dinyatakan tugas pokok TNI dilaksanakan dengan OMP dan OMSP, salah satu tugas TNI dalam OMSP adalah membantu tugas pemerintahan di daerah.
“Jadi, Program TMMD hadir dengan pendanaan bersumber dari APBD telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. TNI sesuai dengan fungsinya, membantu Pemda dalam mewujudkan percepatan pembangunan di daerah pedesaan maupun terisolir,” jelas Kapendam IX/Udayana Kolonel Kav Antonius Totok, di Denpasar, Senin (6/6/2022).
Dengan sinergi dan koordinasi yang matang bersama Pemerintah Kabupaten Klungkung dan stakeholder terkait, TNI menghadirkan program TMMD ke-113 di Kecamatan Nusa Penida yang telah dibuka pada Rabu (11/5/2022) lalu dengan sasaran tiga desa yang letak geografisnya berada di kepulauan kecil dan sebagian besar struktur wilayahnya merupakan batu karang dan kapur dengan lapisan tanah yang tipis.
Meski demikian, Kapendam mengungkapkan bahwa Nusa Penida merupakan salah satu daerah di Bali yang menjadi tujuan favorit wisatawan domestik maupun internasional dengan daya tarik keindahan alam pegunungan maupun lautnya. Selain itu, Nusa Penida juga menjadi tujuan spiritual bagi umat Hindu untuk melaksanakan persembahyangan di Pura yang disucikan dan disakralkan itu.
“Setelah kurang lebih dua tahun sepi akibat dampak pandemi Covid-19 dan pemerintah mengeluarkan kebijakan sedikit melonggarkan pembatasan aktivitas masyarakat terkait Covid-19, diawal bulan Mei 2022 geliat kunjungan wisatawan mulai dirasakan masyarakat setempat. Ini menjadi berkah tersendiri bagi Nusa Penida, Kabupaten Klungkung dan Provinsi Bali pada umumnya,” ujar Kolonel Totok.
Namun menurutnya, membludaknya wisatawan ke pulau yang memiliki luas 209,4 km² tersebut membuat jalanan macet di semua tempat. Hal ini disebabkan karena belum maksimalnya pembangunan infrastruktur jalan sebagai penunjang transportasi baik dalam pengembangan sektor pariwisata maupun akses berbagai aktivitas masyarakat.
“Sangatlah tepat bila program TMMD hadir dan sebelumnya telah didahului dengan kegiatan pra TMMD, sebagai maksud agar tepat waktu, tepat guna dan tepat sasaran yaitu di Desa Batukandik, Desa Sakti dan Desa Mekar,” jelasnya.
Kapendam mengatakan, bahwa pelaksanaan di lapangan tidaklah mudah. Hal ini disebabkan, karena Satgas TMMD bersama masyarakat dengan segenap kemampuan harus meratakan daerah perbukitan batu kapur yang keras dan tandus untuk membuka akses jalan pendekat yang mudah dilalui.
“Saat masih dalam proses pengerjaan akses jalan saja, masyarakat sudah memanfaatkan jalan tersebut. Seperti saat anak-anak berangkat menuju sekolah dengan penuh keceriaan sambil menikmati indahnya suasana perbukitan di pagi hari. Hal ini bukti bahwa hasil TMMD sangat dinanti oleh masyarakat setempat,” ungkapnya.
Lebih lanjut Kapendam menegaskan bahwa semua ini akan terwujud bila setiap orang yang terlibat didalamnya memiliki rasa keiklasan dan frekuensi pemikiran yang sama untuk maju. Diharapkan dengan terbukanya akses jalan dalam pelaksanaan TMMD di wilayah ini, dapat membuka harapan baru bagi masyarakat setempat untuk memaksimalkan potensi-potensi yang ada.
Melalui program TMMD, Kapendam juga berharap akan dapat membangkitkan dan mendorong percepatan program pemerintah dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan pemberdayaan perekonomian masyarakat terutama di pedesaan, terpencil, perbatasan maupun terluar. (rls)