Buleleng (Penabali.com) – Pameran Bali Digifest II yang berlangsung beberapa hari yang lalu membuktikan anak bangsa mampu membuat karya digital yang canggih namun tetap berpegang teguh pada kearifan lokal. Salah satunya yang sempat mencuri perhatian para pengunjung adalah gamelan digital dan robot yang mampu bergerak melalui perintah suara yang dinamakan “DD Bot”.
Kedua karya luar biasa tersebut merupakan ide kreatif I Dewa Gede Agung Dean Purwita (12). Siswa yang masih duduk di kelas 7 SMPN 2 Kubutambahan itu, ikut serta sebagai perwakilan Kabupaten Buleleng pada event Digifest selama 3 hari yaitu dari tanggal 2 s.d 4 Juni 2023. Keikutsertaan Dean Purwita difasilitasi Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian, dan Statistik Kabupaten Buleleng.
Gamelan digital karya Gung Dean, begitu siswa tersebut akrab dipanggil, dapat menyesuaikan nada dari gamelan asli, sedangkan DD Bot adalah robot yang mampu memahami perintah dari suara manusia.
Ditemui di stand pameran Digifest, Gung Dean menuturkan awal mengapa bisa terpikirkan untuk membuat kedua buah karya ini yaitu karena yang pertama hobby merakit sistem robot dan untuk mendukung itu dirinya belajar secara otodidak melalui Google dan YouTube
“Era sekarang saat pesatnya perkembangan teknologi, banyak yang sudah membuat digitalisasi berupa merubah alat tradisional menjadi digital, itulah sebabnya saya ingin mengembangkan dengan versi saya sendiri,” jelasnya.
Gung Dean menjelaskan untuk membuat 2 alat ini banyak tantangan yang dilewati karena menggunakan sistem mikrokontroler dalam hal ini dinamakan arduino uno yang notabene harus diprogram terlebih dahulu menggunakan bahasa pemrograman C++.
Gamelan digital menggunakan alat arduino uno yang dilengkapi dengan sensor getar yang menggunakan ESP 32 dikombinasikan bersama modul MP3 player dan diubah menjadi output suara di speaker yang terlebih dahulu disusun tangga nadanya sesuai dengan gamelan aslinya.
Selanjutnya Robot DD Bot, juga menggunakan sistem arduino uno, hanya saja yang membedakan dengan gamelan digital yaitu penggunaan motor servo yang harus dipisahkan power supplynya dengan arduino serta harus disambungkan terus dengan komputer karena memakai sistem komunikasi serial.
“Untuk budget pembuatan alat ini yang pertama gamelan digital membutuhkan biaya sekitar 200 ribu dengan rentang waktu pembuatan 3 minggu, sementara untuk DD memerlukan biaya sekitar 300 ribu dengan waktu pembuatan sekitar 1 bulan,” terangnya.
Kedepan Gung Dean akan menyempurnakan kedua alat yang dibuatnya sesuai saran dari pengunjung yang mencoba langsung. Tentunya dari gamelan digital ini akan disempurnakan dari sisi sensitifitas sensornya dan output suara yang dikeluarkan bergantung pada pelan kerasnya pukulan yang diberikan.
Kemudian untuk DD Bot, akan disempurnakan memiliki karakter tersendiri dan responnya mendekati seperti manusia biasa.
Gung Dean mengajak anak muda di Buleleng pada khususnya agar menggunakan gadget atau laptop seefektif mungkin dengan mengakses informasi yang bermanfaat tentunya yang relevan dengan hobi yang dimiliki sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bukan hanya untuk pribadi namun untuk kepentingan orang banyak.
“Bagi teman-teman yang sering menggunakan gadget dan laptop, jangan hanya digunakan untuk mengakses hiburan saja, melainkan buat sesuatu yang positif sesuai hobi dan keahlian yang kita miliki,” pungkasnya. (rls)