Dalam rangka merayakan Hut ke-30 BPR Kanti menyelenggarakan Seminar Internasional yang bertajuk, “Kemitraan Strategis BPR – Fintech di Era Milenial”. Seminar dilaksanakan Jumat (27/9/2019), di Denpasar.
Seminar ini merupakan tindak lanjut dari MoU BPR Kanti dengan perusahaan fintech tanggal 12 Agustus 2019 lalu di Grand Inna Bali Beach Sanur.
Direktur Utama BPR Kanti Made Arya Amitaba, mengatakan dalam tiga dasa warsa BPR Kanti di tahun 2019 menjadi momentum bersejarah dengan melakukan transformasi di era digital khususnya dalam hal layanan perbankan yang berbasis digital yang bekerjasama dengan perusahaan fintech dalam hal peer to peer landing (P2P Lending) dan teknologinya.
“Kita sadar di era digital saat ini semua bergerak cepat termasuk dalam hal layanan perbankan. Karena itu BPR Kanti langsung tancap gas menjawab tantangan sekaligus peluang itu,” sebut Amitaba, ketika ditemui disela acara.
Transformasi digital yang dilakukan BPR Kanti di era revolusi industri 4.0 saat ini adalah kerjasama dengan fintech ini yang tidak hanya P2P Lending tetapi juga digitalisasi layanan perbankan seperti pembukaan rekening tabungan, pengajuan kredit, e-money, e-wallet dan sebagainya.
“Jadi dalam aplikasi BPR Kanti mobile phone nanti bisa dipakai nasabah ketika belanja di supermarket misalnya tidak perlu bawa uang cash, cukup lewat handphone saja,” ucap bankir dari Sukawati, Gianyar ini.
Sementara itu Adviser Perbankan IV Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Toto Zurianto, menyatakan lompatan kanguru yang dilakukan BPR Kanti yang bekerjasama dengan perusahaan fintech, diharapkan mampu memotivasi BPR-BPR di Indonesia khususnya di Bali dalam menjawab tantangan dan peluang di era revolusi industri 4.0 saat ini.
“Tentu kami melihat bagaimana bank itu, sehatkah kuatkah, dan itu sudah dilakukan BPR Kanti. Ini adalah pilot project agar BPR memperkuat kapasitas teknologinya, sumber daya manusianya karena inilah tuntutan di era digital saat ini,” jata Toto.
Kerjasama BPR Kanti dengan perusahaan fintech tentu akan memberikan kemudahan bagi nasabah dalam menerima layanan perbankan.
“Nasabah tidak perlu datang ke kantor BPR Kanti, cukup lakukan ditempat, marketing Kanti akan datangi melakukan semua kebutuhan nasabah,” tambah Amitaba.
Sementara itu, seminar internasional fintech ini diikuti ratusan peserta dari insan perbankan khususnya BPR baik dari Bali maupun dari luar Bali. Seminar menghadirkan beberapa pembicara. Antara lain dari Senior Analis Deputi Komisioner Perbankan OJK, Roberto Akyuwen yang membawakan makalah “Transformasi BPR Melalui Kemitraan Strategis”, Direktur Pengaturan Perizinan dan Pengawasan Fintech OJK, Hendrikus Passagi dengan makalahnya yang berjudul “Pengembangan Fintech P2P Lending di Indonesia”, CEO Co-Founder Modalku Reynold Wijaya dengan makalah “Peran Fintech P2P Lending Mendukung Pengembangan Bisnis BPR”. Ada pula President Korea Fintech Industry Assosiation (KORFIN), Mr. Joey Kim yang memaparkan makalah dengan topik “Lesson Learned From Fintech P2P Lending in South Korea”, Direktur Pengembangan Usaha Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Kementerian Koperasi UMKM RI, Iman Pribadi yang membawakan topik “Potensi Pembiayaan Dana Murah LPDB dalam memperkuat industri BPR”, dan Pengamat Perbankan Viraguna Bagoes Oka dengan paparannya yang berjudul, “Kehadiran Fintech P2P Lending ditengah Industri Perbankan Indonesia”. (red)