Tukad Badung Dipasangi Penjernih Air “Nano Bubble”

Presiden RI Joko Widodo benar-benar menepati janjinya untuk memberikan bantuan berupa penjernih air di Kota Denpasar. Janji itu diucapkan Presiden Jokowi saat mengunjungi Taman Kumbasari Tukad Badung, Denpasar, beberapa waktu lalu. Melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Presiden Jokowi memberikan 3 unit Nano Bubble atau penjernih air yang telah dipasang di kawasan Sungai Badung, Taman Kumbasari, Denpasar. Rencananya, Kamis (20/6), Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Siti Nurbaya Bakar dijwadwalkan akan mengunjungi kawasan Taman Kumbasari Tukad Badung untuk menyerahkan sekaligus meresmikan pengoperasian Nano bubble ini.

Pengawas pemasangan alat ini, Johan dari Kementerian LHK, pemasangan alat ini dilakukan dua hari sesuai dengan pasokan listrik yang ada. Karena alat ini memerlukan listrik 400 watt. Johan mengatakan, cara kerja alat ini yaitu menghidupkan bakteri atau plankton penjernih air, menghidupkan bakteri atau plankton yang mati untuk menambah kualitas udara dalam air.

“Pada alat ini ada generator oksigen dan ozon dimana kedua zat ini diolah dan masuk ke pompa. Nanti pompa menyemprotkan nano atau mikro dari percampuran itu dengan jaraknya kurang lebih 20 meter,” katanya saat ditemui di Tukad Badung, Rabu (19/6).

Penjernihan ini menggunakan konsep ekoriparian yang bertujuan mengembalikan sungai sebagai sumber kehidupan, dan menjadikan sungai sebagai halaman depan tempat publik berinteraksi. Sebelum di Denpasar, alat ini sudah diterapkan di Sungai Ciliwung di ruas Srengseng Sawah, DKI Jakarta, di Sungai Cidadap (Anak Sungai Citarum) Provinsi Jawa Barat, di Danau Maninjau Provinsi Sumatera Barat, di Danau Toba Provinsi Sumatera Utara serta di Situ Pladen Kota Depok.

Teknologi pemulihan kualitas air nano bubble yang dapat diterapkan langsung pada badan air adalah Teknologi Plasma Nano Bubble yang dikembangkan Balai Pengembangan Instrumentasi, LIPI.

Teknologi tersebut terdiri dari dua sub-sistem, yaitu Plasma Generator dan Nano Bubble Generator. Pada permukaan air, pengumpul oksigen (oxygen collector) menangkap udara dan mengambil unsur oksigen. Oksigen kemudian masuk ke plasma generator, lalu sebagian oksigen diubah dalam bentuk ozon. Setelah itu, ozon (O3) dan oksigen (O2) tersebut dinjeksikan atau dialirkan melalui nano nozzle ke kolom air sebanyak 10 litter per menit berbentuk partikel berukuran mikro dan nano.

Tujuannya, ozon bisa menguraikan bau dan zat organik serta membunuh bakteri patogen. Sedangkan nano bubble generator berfungsi untuk menambah oksigen terlarut dalam kolom air sebanyak 22 meter kubik per jam, sehingga dapat mengaktifkan mikroorganisme pengurai yang hidup di kolom air maupun sedimen. Oksigen berukuran nano tersebut di laboratorium dapat bertahan dalam kolom air sampai 30 hari, berbeda dengan masa hidup gelembung oksigen dari aerator biasa yang hanya berapa menit. (red)