Kabupaten Klungkung memiliki 18 desa wisata. Hampir setiap kecamatannya punya desa wisata. Diantaranya desa wisata Gelgel, desa wisata Kamasan, desa wisata Paksebali, desa wisata Jungutbatu, desa wisata Lembongan, dan desa wisata lainnya.
Menurut tokoh masyarakat Klungkung yang juga caleg DPRD Bali dapil Klungkung nomor urut 3 dari PDI Perjuangan, Ni Luh Kadek Dwi Yustiawati SE., keberadaan desa wisata di Kabupaten Klungkung harus diperkuat. Baik infrastrukturnya, sumber daya manusianya, pelayanan dan juga pendampingan. Baginya, sebuah deesa wisata akan memunculkan ekonomi kreatif, karena warga akan melakukan berbagai usaha produktif untuk menarik minat wisatawan datang ke desanya. Potensi-potensi yang lama tak tergali, akan muncul jika desa wisata ini diperkuat eksistensinya. Tak hanya akan mampu mempertahankan konten lokal tetapi juga memberi imbas ekonomi bagi masyarakat di desa wisata tersebut.
“Kami harapkan pemerintah daerah dan stakeholder pariwisata lainnya ikut serius membantu mengembangkan desa wisata di Klungkung,” kata Dwi Yustiawati, saat ditemui di sela-sela simakrama bersama warga di Klungkung, Senin (28/1/2019).
Keberadaan desa wisata menurut Dwi Yustiawati masih belum terkelola dengan baik. Tingkat kunjungan wisatawan di sebagian besar wisata juga masih rendah. “Permasalahan sekarang adalah bagaimana menggeliatkan aktivitas pariwisata di desa wisata ini. Sehingga ekonomi masyarakat juga bergerak maju,” kata Dwi Yustiawati yang dikenal sebagai tokoh perempuan berjiwa sosial dan sangat dekat dengan masyarakat itu.
Agar desa wisata memiliki daya tarik yang kuat, jelas Dwi Yustiawati, masing-masing desa wisata diharapkan mampu menonjolkan karakteristik atau ciri khasnya yang mampu memberikan diferensiasi atau daya tarik yang berbeda dibandingkan desa wisata lainnya. Jadi butuh kreativitas dan inovasi terus menerus.
Ia mencontohkan langkah yang cukup bagus misalnya ada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Desa Bakas, Kecamatan Banjarangkan. Mereka kembali menghidupkan permainan tradisional yakni mepantigan di lumpur sawah untuk menjadi daya tarik atau atraksi wisata bagi wisatawan yang berkunjung.
“Desa wisata lainnya bisa menggali kearifan lokal atau juga atraksi maupun permainan tradisional lainnya untuk dikembangkan menjadi daya tarik wisata,” kata Dwi Yustiawati yang bersama suaminya Ketut Leo dikenal sebagai sosok yang dermawan dan sejak lama membantu banyak pembangunan di Nusa Penida.
Srikandi cerdas dan merakyat ini berharap Pemkab Klungkung melalui Dinas Pariwisata Kabupaten Klungkung agar terus mendorong pembentukan Pokdarwis di desa wisata dan menyadarkan masyarakat betapa pentingnya peran aktif bersama membangun desa wisata ini. (red)