Categories Denpasar Pendidikan

Tumbuhkan Semangat Anak-anak saat Belajar dari Rumah, Agek Parwati: “Berikan motivasi dan reward”

Sejak pemerintah menetapkan pandemi virus corona (covid-19) sebagai darurat nasional bencana bukan alam pada bulan Maret lalu, praktis seluruh aktivitas dan kegiatan masyarakat mengalami “jeda”. Tak terkecuali, kegiatan belajar mengajar baik di playgrup, taman kanak-kanak, sekolah, perguruan tinggi, lembaga pendidikan dan pelatihan, serta pendidikan informal dan non formal.

Di tahun ajaran 2020/2021 sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Tahun Ajaran 2020/ 2021 pada masa pandemi covid19. Bahwa terkait perkembangan penanganan covid-19, pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 telah menetapkan Zona Hijau, Zona Kuning, Zona Orange dan Zona Merah pada seluruh wilayah kabupaten/kota di Indonesia. Bahkan akibat pandemi covid-19 ini, Provinsi Bali sampai saat ini masih melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) melaui daring (online) dan luring.

“Keadaan ini bukan hanya terjadi di Indonesia tapi di seluruh dunia sehingga mau tidak mau kita semua harus siap dengan keadaan ini. Termasuk bagaimana repotnya para orang tua ikut mengawasi pembelajaran anak- anak dari rumah. Berbulan-bulan dalam kondisi seperti ini tentu orang tua merasa sangat kewalahan apalagi si anak sudah merasa jenuh dengan pembelajaran dari rumah. Disinilah perlunya orang tua maupun guru memberikan motivasi kepada putra putrinya disamping memberikan pemahaman tentang protokol kesehatan,” jelas seorang tenaga pendidik, Ni Wayan Parwati Asih, S.Pd., M.Pd., Selasa (21/07/2020), di Denpasar.

Parwati Asih mengatakan, motivasi merupakan sesuatu yang paling mendasar yang harus ada dalam proses belajar karena hasil belajar akan optimal bila ada motivasi. Motivasi selalu berkaitan dengan suatu tujuan. Motivasi memiliki fungsi sebagai pendorong berbuat sesuatu dari setiap aktifitas yang dilakukan, penentu arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang ingin dicapai, menyeleksi perbuatan, pendorong untuk mencapai prestasi.

“Motivasi anak sangat berbeda-beda dan tidak timbul secara tiba-tiba,” sebut perempuan yang populer disapa Agek Parwati ini.

Ia kemudian memaparkan lebih jauh cara untuk menumbuhkan motivasi belajar. Antara lain:

A. Objektif dalam menilai dari unsur kognitif, afektif dan psikomotor. Hal ini biasanya dilakukan oleh seorang guru, tetapi jika mengerjakan tugas dirumah dan PJJ selain guru, orang tua juga bisa melakukan penilaian dirumah secara sederhana;

B. Pemberian reward sebagai motivasi. Dalam hal ini reward bukan hanya berupa barang tapi bagaimana mengapresiasi setiap hal yang dilakukan anak dalam proses pembelajaran dari rumah;

“Dalam hal ini hasil dari belajar ataupun proses belajar anak dirumah. Orang tua bisa menanyakan hasil belajar siswa secara daring dan memberikan apresiasi,” imbuhnya.

C. Kompetisi sehat untuk mendorong kemauan belajar anak, bisa dilakukan oleh guru dan orang tua;

D. Ego Involment menumbuhkan rasa kesadaran pada diri anak agar merasakan betapa pentingnya tugas sekolah, dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga anak akan berusaha bekerja keras mengerjakan tugas;

E. Memberi pujian. Secara psikologis seseorang akan lebih senang jika dipuji.

“Tapi yang perlu diperhatikan oleh guru dan orang tua adalah kualitas pujian, hendaknya layak sesuai dengan prestasi dan jangan berlebihan, agar anak atau siswa tidak terlalu berbesar hati,” ucap Agek yang juga guru BK di SMK Teknologi Nasional Denpasar.

Perempuan yang juga seorang pengusaha dan aktif di berbagai organisasi ini menyatakan bahwa guru dan orang tua di saat pandemi seperti ini harus bisa terlibat langsung dalam memberikan motivasi belajar kepada siswa/anak. Pembelajaran online (daring) sesungguhnya tidak harus memaksakan siswa mencapai target pembelajaran seperti pembelajaran tatap muka maupun pembelajaran kombinasi tatap muka dan daring. Namun bagaimana menciptakan kenyamanan, semangat belajar siswa/anak sehingga tidak merasa bosan dan tetap mau belajar.

“Belajar bukanlah sekedar transfer knowledge saja, tetapi bagaimana proses yang dialami seseorang untuk bisa memahami apa yang dipelajari. Proses inilah yang sangat penting karena dalam proses ada yang gagal dan berhasil. Apa yang diberikan dalam proses pembelajaran agar mampu membuat siswa termotivasi sehingga tujuan dari pembelajran bisa tercapai,” tutup Direktur Utama CV. Jenget Prabhu Digital Solution ini. (red)