Denpasar (Penabali.com) – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), tak hanya dikenal sebagai pemimpin muda yang cerdas.
Putra sulung Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono itu, juga dikenal memiliki jiwa toleransi yang tinggi dan menghormati serta menghargai keberagaman bangsa Indonesia.
Seperti ketika umat Hindu yang akan merayakan hari besar Agama Hindu yakni Galungan dan Kuningan yang jatuh pada tanggal 8 Juni 2022 (Hari Raya Galungan) dan 18 Juni 2022 (Hari Raya Kuningan), AHY menyampaikan selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan bagi seluruh umat Hindu.
Hal itu diutarakan Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Bali, Made Mudarta. Melalui pesan WhatsApp AHY kepada Mudarta, politisi muda calon pemimpin bangsa itu berharap di hari suci Galungan dan Kuningan umat Hindu senantiasa diberikan kekuatan lahir batin untuk tetap bisa melaksanakan dharma atau kebajikan maupun kebenaran dengan perbuatan baik setiap hari kepada keluarga masing-masing, lingkungan, masyarakat, bangsa, dan negara.
“Kemenangan dharma ini dalam hari raya Galungan dan Kuningan ini yang menjadi musuh kita bersama adalah kemiskinan, pengangguran, adanya keterbelakangan karena ada aksi dukung mendukung Pilres dua kali yakni 2014 dan 2019 dimana ada istilah kampret dan ada cebong serta kadrun dan lainnya,” kata Mudarta membacakan pesan AHY, Senin (6/6/2022).
Menurut AHY seperti yang diutarakan Mudarta, sesungguhnya narasi tersebut bertentangan dengan nilai-nilai luhur Pancasila. Justru tiap hari orang “nigtig tangkah” (bertepuk dada) bilang dirinya saya Pancasila, saya Bhineka Tunggal Ika namun justru mereka inilah pencipta mesin produksi pengadu domba antar sesama. Menurutnya, ciri-ciri negara yang setiap hari bicara intoleransi itu sama saja menyerang saudaranya sendiri sebagai anak bangsa.
“Kita sibuk berkelahi dalam satu gerbong dengan kapalnya Indonesia dimana antara penumpang saling berkelahi, saling singgung, saling tendang sehingga kita makin tertinggal dengan negara lain,” ungkapnya.
Mudarta menuturkan, negara lain sibuk mensejahterakan rakyatnya dan mengurangi pengangguran, menciptakan keadilan. Namun sebagian kecil dari masyarakat justru sibuk menciptakan ketidakadilan dengan saudara sendiri, berkelahi dan berantem, saling fitnah dan saling caci maki dengan saudara sendiri sesama anak bangsa.
“Ini harapan ketua umum AHY agar hindari hal tersebut dan apa yang menjadi pikiran kita, ucapan kita, perbuatan kita setiap hari harus berdasarkan dharma. Itulah intisari daripada pelaksanaan hari raya Galungan dan Kuningan,” tutur Mudarta.
Mudarta mengajak semua umat Hindu agar sama-sama menanam perbuatan dharma, perbuatan baik agar menghasilkan energi yang positif untuk bersama-sama membangun bangsa dan negara. Apalagi hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang jatuh pada bulan Agustus nanti telah mencapai 77 tahun.
“Jangan sampai kita sudah merdeka 77 tahun tiap hari kita yel-yel merdeka merdeka, tapi rakyat kecil kita siksa dan dipaksa harus membela atau memilih partai tertentu. Ini tentu kemerdekaan bagi rakyat tidak ada. Kita tidak memberikan pendidikan politik yang bener kepada masyarakat,” pungkasnya. (rls)