(Penabali.com) – Prestasi membanggakan ditorehkan dua dosen Universitas Udayana, yang berhasil masuk ke jajaran Top 100 Ilmuwan Sosial di Indonesia. Mereka adalah Prof. Dr. Ir. I Gde Pitana, M.Sc., yang menempati peringkat 18, dan Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A., yang menduduki peringkat 47.
Secara global maupun spesifik, perangkingan Top 100 ini meliputi negara-negara seperti Afrika, Asia, Eropa, Amerika Utara, Oceania, Arab League, ECCA, BRICS, Amerika Latin dan COMESA, yang didasarkan pada total H-index tanpa merinci area subyeknya. Rangking Top 100 ini meliputi subjek pertanian dan kehutanan, seni, desain dan arsitektur, bisnis dan manajemen, ekonomi dan ekonometrika, pendidikan, teknik dan teknologi, sejarah, filosofi, teologi, hukum dan ilmu hukum, kedokteran, IPA dan ilmu sosial. Yang menjadikan prestasi ini luar biasa adalah Top 100 mempunyai kriteria yang sangat layak, karena perangkingannya berdasarkan H-indeks dan Citation, dimana kriteria sangat sulit untuk dimanipulasi.
Prof. Dr. Ir. I Gde Pitana, M.Sc., ketika dihubungi menyatakan bahwa capaian ini adalah karena Universitas Udayana memberikan atmosfer yang bagus untuk para dosen untuk berkarya.
“Capaian ini sebenarnya bukan semata-mata saya sendiri, karena saya banyak menulis bersama dengan mahasiswa bimbingan saya. Jadi, kredit layak saya berikan kepada para mahasiswa, terutama bimbingan S3 saya,” papar pria kelahiran Tabanan ini.
Prof. Pitana saat ini tercatat sebagai salah satu dosen tetap pada Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana. Beliau adalah salah satu profesor dengan pengalaman kerja yang luar biasa dan terkenal produktif ditengah kesibukannya. Sejak 2001 dipercaya untuk berkarir di Kementerian Pariwisata, dimulai dengan menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Direktur Promosi Pariwisata Luar Negeri Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, Deputi Menteri Pariwisata Bidang Pengembangan Pemasaran Mancanegara Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, dan sejak tahun 2020 dipercaya sebagai Tenaga Ahli Gubernur Bali bidang Pariwisata dan Festival Thematik.
Di tengah ragam kesibukannya, Prof Pitana ternyata memiliki rahasia membagi waktu dengan baik.
”Saya banyak menulis di dalam perjalanan, terutama pada waktu menunggu pesawat di bandara, atau saat di dalam pesawat yang terbang berjam-jam. Itulah sebabnya, saya katakan tadi, saya selalu rajin mencatat data untuk bisa dituangkan menjadi tulisan. Kebetulan ilmu yang saya tekuni masih relatif muda (pariwisata), sehingga belum begitu banyak ada referensi. Dengan demikian, apapun yang saya tulis, akan banyak dibaca dan dikutip,” ungkap pria yang pernah menjadi Guest Lecturer di Wageningen University, Wageningen, Belanda itu.
Prof. Pitana menambahkan, seorang akademisi tentu saja dinilai dari capaian akademisnya, seperti tulisan atau sitasi. Salah satu hal yang beliau lakukan adalah dengan melakukan bimbingan yang sungguh-sungguh, baik untuk penulisan skripsi, thesis, maupun disertasi. Sehingga dari karya mahasiswa tersebut, beliau melakukan penulisan bersama sehingga menghasilkan karya ilmiah yang baik. (rls)