Badung (Penabali.com) – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, menerima penghargaan Anugerah Udayana (Udayana Award) yang merupakan penghargaan tertinggi di Universitas Udayana, Jumat (30/9/2022), bertempat di Gedung Auditorium Widya Sabha Kampus Jimbaran.
Penganugerahan award ini rencananya diserahkan pada puncak peringatan Dies Natalis ke-60 Universitas Udayana pada tanggal 29 September 2022.
Rektor Unud Prof. I Nyoman Gde Antara menyampaikan award ini merupakan usulan dari Fakultas Hukum untuk nominasi penerima Udayana Award, dan disahkan senat, sehingga Prof. Mahfud MD sebagai penerima untuk tahun 2022, dengan pertimbangan Prof. Mahfud sudah menegakkan hukum yang berkeadilan di masyarakat.
“Harapan kami kepada bapak Menko, penghargaan ini bisa bermakna, lebih semangat lagi memperjuangkan hal-hal yang berkaitan dengan hukum, keamanan dan politik di negara kita yang memang masyarakatnya perlu dididik bagaimana berpolitik yang cerdas,” ungkap Rektor Unud.
“Kami di perguruan tinggi tentu bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anak bangsa, bagaimana dia bisa melakukan tugas dan kewajibannya sebagai warga negara di bidang hukum,” tambah Prof. Antara.
Rektor Unud menyampaikan selamat kepada Prof. Mahfud atas anugerah ini dan berharap senantiasa diberikan kemudahan dalam mengawal negara berkaitan dengan keamanan politik dan hukum. Kapasitas Prof. Mahfud tidak perlu diragukan lagi karena apapun persoalan bangsa manakala beliau mengeluarkan statemen membuat semuanya menjadi adem.
Sementara itu, Mahfud MD pada kesempatan itu menyampaikan selamat Dies Natalis kepada Universitas Udayana. Ia mengaku apa yang dilakukannya selama ini merupakan hal yang biasa. Mendorong penegakan hukum memang merupakan tugasnya. Hanya saja, hal biasa yang dia lakukan itu terjadi pada situasi masyarakat yang tidak biasa, sehingga langkah-langkah mendorong penegakan hukum yang Ia lakukan dianggap luar biasa.
“Sejujurnya, setiap ada anugerah seperti ini kepada saya dari berbagai kelompok ada media, perguruan tinggi, masyarakat adat, LSM, saya merasa terlalu tersanjung. Karena merasa yang saya kerjakan sebenarnya biasa saja, kenapa saya dapat penghargaan karena lebih banyak orang yang tidak biasa,” papar Mahfud.
Mahfud mencontohkan, pihaknya menegakkan hukum adalah hal biasa saja karena memang itu tugasnya, tapi kenapa masyarakat menyorot karena banyak yang tidak biasa, dimana hukum ditransaksikan, hukum diperjualbelikan, politik dengan penuh tipu muslihat kadang kala politik sering juga menjadi akal-akalan.
“Oleh karena itu kita ingin membangun bangsa yang beradab kedepan melalui demokrasi dan ada nomokrasi. Demokrasi tanpa nomokrasi akan menjadi anarki,” pungkasnya.
Mahfud MD mengatakan, Indonesia sekarang sudah lebih maju dan Universitas Udayana menjadi salah satu institusi yang memiliki tanggung jawab besar untuk mempercepat kemajuan ini. (rls)