Categories Denpasar Kesehatan

Vaksinasi di Bali Lampaui Target, Realisasi Vaksin 101,70% Suntik Pertama

Denpasar (Penabali.com) – Program vaksinasi di Bali telah berjalan dengan relatif lancar dan sukses. Sebanyak 3 juta penduduk dari target yang divaksin (70% dari jumlah penduduk Bali, red) sudah mengikuti vaksin suntik ke-1. Bahkan hingga 30 Juli 2021 sudah mencapai melebihi target yaitu sebanyak 3.046.886 orang (101,70%) sudah mengikuti vaksin suntik ke-1. Sedangkan yang sudah mengikuti vaksin suntik ke-2 baru sebanyak 807.838 orang (26,96%).

Pencapaian ini merupakan persentase tertinggi di Indonesia, berkat dukungan kuat Pemerintah Pusat yang sudah mengalokasikan vaksin sebanyak 4,6 juta dosis (76,7%) dari 6 juta dosis vaksin yang diperlukan untuk 2 kali suntik. Mulai akhir bulan Juli 2021 dilakukan percepatan vaksinasi suntik ke-2, dengan target pada akhir bulan September 2021 sudah selesai tuntas.

“Untuk itu akan dilakukan koordinasi dan komunikasi secara intensif kepada Pemerintah Pusat agar Bali memperoleh tambahan jumlah vaksin sebanyak 1,4 juta dosis,” sebut Gubernur Bali Wayan Koster di Denpasar, Jumat (30/07/2021).

Pemerintah Provinsi Bali dan kabupaten/kota se-Bali saat ini mulai menerapkan kebijakan karantina terpusat sesuai arahan Bapak Menko Maritim, yang pelaksanaannya dikoordinir Pangdam IX/Udayana bersinergi dengan Polda Bali.

“Karantina terpusat dilakukan untuk menghindari penularan Covid-19 dalam lingkungan keluarga dan mengurangi laju penambahan kasus baru Covid-19 klaster keluarga,” kata Koster yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali.

Gubernur mengungkapkan, berdasarkan penelusuran, orang yang terkena Covid-19 sebanyak 40% sudah divaksin dan sebagian besar yaitu sebanyak 60% belum divaksin. Ini menjadi bukti bahwa vaksinasi sangat efektif mengurangi resiko penularan Covid-19.

Gubernur Bali, Wayan Koster. (Foto: ist.)

Sementara pasien Covid-19 yang meninggal sebanyak 7% sudah divaksin, dan sebagian besar yaitu sebanyak 91% belum divaksin. Ini menjadi bukti bahwa vaksinasi sangat efektif mengurangi resiko kematian bagi pasien.

Data juga menunjukan bahwa pasien Covid-19 yang meninggal, sebagian besar yaitu sebanyak 63,0% karena penyakit bawaan (komorbid) dan sebanyak 37,0% bukan karena penyakit bawaan (bukan komorbid). Hasil penulusuran lebih lanjut menunjukkan bahwa penyakit bawaan yang mengakibatkan meninggalnya pasien Covid-19 adalah penyakit gula (diabetes melitus) sebanyak 28,1%, penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) sebanyak 17,9%, penyakit gagal ginjal sebanyak 17,9%, penyakit jantung sebanyak 11,1%, penyakit paru-paru sebanyak 9,3%, sisanya karena jenis penyakit lain.

“Selalu memakai masker dengan benar, mencuci tangan, menjaga jarak (tidak berkerumun, red), mengurangi bepergian, meningkatkan imun, dan mentaati aturan. Sayangi diri sendiri, keluarga, dan sahabat. Selamatkan jiwa diri sendiri, keluarga, dan negara,” pesan Gubernur.

Untuk mempercepat upaya penanganan Covid-19, sesuai arahan Menko Maritim dan Investasi dilaksanakan peningkatan target pelacakan orang kontak erat (tracing) dan testing, minimum 8 orang kontak erat untuk setiap 1 kasus baru Covid-19.

Program ini dikoordinasikan Pangdam IX/Udayana bersinergi dengan Polda Bali, pemerintah provinsi/kabupaten/kota, perguruan tinggi bidang kesehatan, rumah sakit pemerintah dan swasta, serta relawan. Target tracing yang dicapai sebanyak 8.000 – 10.000 orang per hari, dinamis sesuai dengan kasus baru yang muncul dalam 1 hari.

Dengan ditingkatkannya target jumlah tracing dan dilanjutkan dengan testing (Rapid Test Antigen dan Swab PCR), maka secara langsung akan diikuti dengan meningkatnya jumlah kasus baru Covid-19. Tindakan ini merupakan upaya yang terbaik guna mencegah laju meningkatnya penularan Covid-19 ditengah-tengah masyarakat. (rls)