Ketua DPD Partai Golkar Kota Denpasar Wayan Mariyana Wandhira menyatakan kurang sepakat jika ada wacana akan membangun krematorium. Menurutnya, krematorium akan membuat masyarakat tidak mau peduli untuk menjaga adat, tradisi, seni dan budaya Bali.
“Kita melihat Bali umumnya dan Kota Denpasar khususnya perekomomiannya bergerak dari pariwisata dan pariwisata Bali bukan pariwisata alam tetapi pariwisata budaya. Ketika akan bangun krematorium tentu hal itu akan mengikis rasa memiliki dan bertanggungjawab terhadap budaya yang sudah diwariskan leluhur dan melekat sampai sekarang,” kata Mariyana saat dihubungi, Kamis (15/10/2020).
Menurut Mariyana, Bali itu rohnya adat dan budaya. Semangatnya adalah gotong royong, menyame braye.
“Krematorium itu dikhawatirkan akan membuat semangat warga kita untuk ikut mebanjar jadi berkurang. Kita khawatir itu akan muncul, ngude ruwet-ruwet masi ade krematorium (ngapain repot-repot toh ada krematorium, red), yang begini kita takutkan,” ujar politisi yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar ini.
Politisi asal Sanur ini mengatakan, wacana akan membangun krematorium pernah dilontarkan. Namun rencana itu tertunda. Mariyana menyebut krematorium belum menjadi kebutuhan masyarakat khususnya di Kota Denpasar.
“Krematorium itu menurut saya akan terjadi simpelisasi budaya yang otomatis pusat-pusat perekonomian yang bersumber dari pariwisata juga akan terkikis, budaya kita budaya menyame braye juga terdegradasi, lalu budaya itu akan mati pelan-pelan,” sebut Mariyana. (red)