Categories Badung Berita Pariwisata

Wagub Bali Cok Ace Tutup Seluruh Kegiatan Gerakan Suksma Bali 2019

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menghadiri acara Social and Charity Dinner, di Harris Hotel Sunset Road, Kuta, Badung, Rabu (18/12/2019) malam. Acara ini merupakan kegiatan utama ketiga dari kegiatan Gerakan Suksma Bali 2019.

Sebelumnya, dua kegiatan utama telah dilaksanakan. Pertama, kegiatan World Cleanup Day pada tanggal 21 September 2019. Kegiatan ini sebagai wujud terima kasih kepada alam atau suksma palemahan. Lalu kegiatan utama kedua dari Gerakan Suksma Bali 2019, adalah simposium pada 17 Oktober 219 di Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Renon, Denpasar. Simposium ini mengangkat tema menjaga dan menyelamatkan keberlangsungan air Bali. Dalam simposiom ini juga ditandatangani deklarasi “Panca Kriyamana” yang berarti lima langkah nyata yang berdampak pada masa depan.

Suksma Bali 2019 merupakan kegiatan kedua dimana kegiatan yang pertama sudah dilaksanakan tahun 2018. Suksma Bali merupakan sebuah gerakan terima kasih kepada Pulau Bali dimana gerakan ini merupakan manifestasi refleksi dukungan kepada budaya, lingkungan, dan seluruh masyarakat Bali.

Wakil Gubernur Bali mengharapkan di masa mendatang kesadaran masyarakat dan rasa syukur pada semua karunia yang telah diberikan Tuhan melalui tanah dan alam Bali, akan semakin meningkat.

“Karena di tanah Bali ini kita lahir dan tanah Bali ini yang selalu menghidupi kita,” Kata Wagub yang lebih akrab disapa Cok Ace ini.

Dijelaskan Wagub Cok Ace, budaya Bali kini lahir dengan dijiwai agama Hindu dan tradisi adat istiadat yang telah diwariskan secara turun temurun.

“Dan tidak dipungkiri, budaya adalah daya tarik wisata Bali,” imbuhnya.

Wagub Cok Ace mengatakan atas nama Pemerintah Provinsi Bali mengucapkan selamat atas suksesnya acara yang diprakarsai Paiketan Krama Bali tersebut.

“Gerakan Suksma Bali ini merupakan gerakan moral yang dirintis para tokoh dan penglingsir kita, dimana di tahun kedua pelaksanaan gerakan ini melibatkan hampir seluruh masyarakat, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten,” ucapnya.

Spirit dan roh dari Gerakan Suksma Bali tahun 2019 masih tetap sama seperti pada penyelenggaraan tahun 2018 yaitu tiga poin utama; Suksma Parahyangan, Suksma Pawongan, Suksma Palemahan. Ketiganya merupakan bentuk pengimplementasian dari visi pembangunan Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang mengandung makna menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk mewujudkan kehidupan krama dan gumi Bali yang bahagia dan sejahtera sekala-niskala. Menurut Wagub Cok Ace, Gerakan Suksma Bali merupakan perwujudan terima kasih pada alam.

“Dengan bersih-bersih, penghijauan, pelepasan tukik dan dengan puncaknya pada tawur agung kasanga, Bali tak hanya bersih secara sekala, tapi juga niskala. Kita tekankan juga pada adik-adik siswa kita, seperti apa nikmat yang diberikan alam Bali,” urainya.

Ketua Gerakan Suksma Bali 2019 I Gusti Agung Ngurah Darma Suyasa mengatakan Gerakan Suksma Bali terinspirasi dari filosofi Tri Hita Karana yang jadi nilai luhur masyarakat Bali.

“Suksma Bali sudah jadi bagian dari World Cleanup Day. 59 ribu orang lebih pegiat lingkungan dan relawan yang turun di 70 titik di Bali. Bersih-bersih sampah plastik, dilanjutkan symposium penyelamatan air Bali, hingga penandatangan komitmen pelestarian lingkungan,” jelasnya.

Sementara itu Ketua Paiketan Krama Bali Agung Suryawan menyebut acara ini adalah puncak dari beragam kegiatan sebagai komitmen pelestarian lingkungan di Bali.

“Suksma Bali Award adalah penghargaan kepada tokoh dengan kontribusi nyata kepada Bali. Putra-putri terbaik yang mencurahkan pikiran dan loyalitasnya pada Bali,” ungkapnya.

Dalam acara tersebut, Suksma Bali Award diserahkan kepada 12 tokoh yang dianggap berjasa kepada Bali di berbagai bidang seperti adat, budaya, pemerintahan hingga lingkungan.

Social and Charity Dinner juga dihadiri Ketua Dekranasda Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster, Ketua PHDI Bali Mayjen (Pur) Wisnu Bawa Tenaya dan Ketua MADP Bali Ida Penglingsir Putra Sukahet. (red)